Biografi KH. Abdullah Schal Bangkalan

 
Biografi KH. Abdullah Schal Bangkalan
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi KH. Abdullah Schal Bangkalan

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Pendidikan
  4. Karomah
  5. Chart Silsilah Sanad
  6. Referensi

 

1. Kelahiran

KH. Abdullah Schal Bangkalan lahir pada 15 Jumadil Ula 1354 H atau bertepatan pada 15 Agustus 1935 M di Desa Demangan, tepat di jantung Kota Bangkalan, Madura. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. R. Zahrowi dan Nyai Hj. Romlah (cucu KH. Khalil Bangkalan).

Nasab dari jalur ibu, KH. Abdullah Schal Bangkalan merupakan salah satu cicit dari KH. Kholil Bangkalan. Nasab beliau dari jalur ibu adalah sebagaimana berikut; KH. Abdullah Schal bin Ny. Romlah binti KH. Imron bin KH. Kholil (Mbah Kholil) bin KH. Abdul Latief.

KH. Abdullah Schal Bangkalan juga masih saudara kandung dengan Ra Lilur, KH. Fahrurrozi, dan KH. Kholil AG.

2. Wafat

KH. Abdullah Schal Bangkalan wafat di usia 73 tahun, pada hari Selasa 2 September 2008, pukul 02.55 WIB di rumahnya.

3. Pendidikan

Semasa mudanya KH. Abdullah Schal Bangkalan memulai pendidikannya dengan belajar di Pesantren Sidogiri Pasuruan. Pesantren ini merupakan salah satu tempat di mana dulu kakek buyutnya (Mbah Kholil) juga pernah mondok.

Ketika belajar di Pesantren Sidogiri, KH. Abdullah Schal Bangkalan menghabiskan waktunya untuk muthola’ah, belajar sungguh-sungguh ilmu agama. Dalam sehari beliau pernah muthola’ah kitab kuning hingga tiga hari tiga malam, karena merasakan asyik yang luar biasa dan hanya istirahat sewaktu tiba shalat fardhu.

Kecintaannya terhadap ilmu agama dan Pondok Pesantren Sidogiri sebagai tempat beliau menuntut ilmu tidak diragukan lagi. Tatkala sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri, beliau pun memasukkan putrinya tersebut ke Pesantren Sidogiri untuk mendalami ilmu agama.

4. Karomah

Semasa hidup, KH. Abdullah Schal Bangkalan hidup lazimnya para kiyai pengasuh pesantren. Berbeda dengan kehidupan saudara bungsunya, Ra Lilur yang diakui banyak orang, sebagai sosok nyeleneh.

Suatu ketika beliau berada di ndalem pondok dengan ditemani khaddam yang sekaligus santrinya. Kebetulan di hari yang cerah di musim kemarau angin bertiup tenang , cuaca yang mendukung inilah biasanya yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk menghibur diri dengan berbagai macam aktivitas, salah satunya dengan bermain layangan.

Kiyai yang sedang santai merasa merasa penasaran dengan keramaian di dekat pondok yang ternyata banyak orang sedang bermain layangan. Dan beliaupun akhirnya memanggil khaddamnya.

"Hai santri coba kamu lihat di luar pondok mengapa terdengar ramai sekali?"

"Enggi (iya) Kiyai," jawab santri yang menjadi khaddamnya itu.

Dengan patuh sang khaddam meninggalkan kiyai, lalu pergi keluar untuk mengecek langsung atas keramain yang terjadi di luar. Tidak lama kemudian sang santri kembali mengahadap kiyai.

"Ada apa di luar yang kamu lihat sehingga terdengar ramai," tanya kembali Kiyai Abdullah Schal

Santrinya menjawab, "Kiyai di luar sedang ramai karena banyak orang bermain layangan."

"O... bermain layangan."

"Enggi Kiyai, tapi mereka bermain layangan sambil melakukan taruhan (berjudi) kiyai," terang santri.

"O...mander tak epa deddieh," gumam Kiyai. Lalu beliau berdoa semoga judi taruhannya orang-orang yang bermain layangan oleh Allah hentikan.

Kemudian setelah berdoa sebentar santrinya pun di suruh lagi untuk melihat orang-orang yang bermain layangan.

"Sekarang kamu perhatikan lagi apakah mereka masih tetap bermain layangan sambil taruhan," perintah Kiyai Abdullah Schal.

"Enggi Kiyai," jawab santri.

Santri itu dengan patuh kembali keluar kedua kalinya untuk mengecek apakah mereka masih melakukan aktivitas taruhan ataukah sudah berhenti. Dan selang tak berapa lama, santri itu kembali lagi menghadap kiyai dengan penuh rasa keheranan bercerita.

"Sungguh aneh kiyai, mereka orang yang melakukan taruhan semuanya berhenti. Diceritakan tadi persis ketika kiyai berdoa tiba-tiba muncul angin yang sangat kencang entah dari mana asalnya yang menerbangkan semua layang-layang peserta. Semua layang-layang putus, sehingga mereka mau tidak mau harus berhenti menerbangkan layangan dan tidak melanjutkan taruhannya," terang santri sambil terheran-heran.

5. Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad muri dari KH. Abdullah Schal Bangkalan dapat dilihat di sini.

6. Referensi

Diolah dan dikembangkan dari berbagai sumber.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 02 September 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 02 September 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya