Ziarah di Makam Syekh Mukhtar Muda Nasution, Muasis Pondok Pesantren Al-Mukhlishin Sibuhuan

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syekh Mukhtar Muda Nasution, Muasis Pondok Pesantren Al-Mukhlishin Sibuhuan
Sumber Gambar: dok. Pribadi/FB Muharram Hutasuhut II

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syekh Mukhtar Muda Nasution  Beliau adalah ulama kharismatik asal Sumatera Utara yang menjabat sebagai Mustasyar PBNU dari tahun 1999-2009. Beliau dikenal sebagai sosok ulama yang gemar mengajar dan mensyiarkan agama, kemantapan ilmu beliau membawanya sebagai pengajar di usia muda. Walau begitu, Syekh Mukhtar Muda banyak menimba ilmu dari para ulama dalam negeri dan ulama Mekkah.

Pengabdian Syekh Mukhtar Muda di NU juga dimulai dari bawah, beliau mengabdi di jajaran MWCNU pada tahun 1948, hingga menjadi Mustasyar pada tahun 1999.

Karena kirpah dan perannya dalam mengajar, pada tahun 1992, Gubernur Sumatera Utara saat itu menganugerahi Syekh Mukhtar Muda sebagai “Pembina Pendidik Terbaik Sumatera Utara”. Kiprahnya tersebut tidak hanya dalam bidang pendidikan, melainkan bidang dakwah, dan kemasyarakatan.

Syekh Mukhtar Muda juga turut memberantas degradasi moral yang ada di Sumatera Utara, bersama dengan beberapa organisasi pemuda dan pemerintah. Kiprahnya inilah yang membuat beliau sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat. Terlebih murid-murid beliau yang menjadi orang yang berpengaruh di pemerintah, guru, ustaz, ulama, hingga pengusaha.

Profil

Nama Lengkapnya Marahadam Nasution gelar Haji Mukhtar Muda Nasution bin Haji Muhammad Ludin Nasution bin Lobe Marusin bin Ja Manorsa bin Amal bin Ja Gading. Nama terakhir ini adalah leluhurnya yang pindah ke Kecamatan Barumun yang berasal dari daerah Panyabungan Mandailing. Haji Mukhtar Muda Nasution yang akrab dipanggil Tuan Mukhtar atau Syekh Mukhtar Muda, lahir di Wek II Gelanggang, Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Tapanuli Selatan (saat ini menjadi Kabupaten Padang Lawas, hasil pemekaran wilayah) pada hari Ahad tanggal 9 Januari 1921 bersamaan dengan tanggal 22 Ramadan 1340 Hijrah, pada jam 15.00 Wib sore hari.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Syaikh Mukhtar Muda Nasution

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Lobe Baharudin Lubis
  2. Lobe Harun Hasibuan
  3. Syahmadan asal Kotapinang
  4. Syekh Abdullah Afifuddin (Rais Syuriyah PW Nahdlatul Ulama Sumatera Utara tahun 50 s/d 60-an)
  5. Syekh Abdurrahim Abdullah
  6. Syekh Abdul Hamid Zaid
  7. Tuan Hasyim
  8. H.M. Salim Fakih
  9. Khayat Abdurrahman
  10. M. Said Johor (Guru Oboh)
  11. M. Jamil Imam
  12. Ahmad Jauhari 
  13. Ruknuddin
  14. Sayid Alawi al-Maliki ulama besar Makkah
  15. Sayid Amin al-Kutby
  16. Syekh Umar Hamdan al-Makhrosy al-Madany
  17. Syekh Sa’id al-Yamany
  18. Syekh Ibrahim Fathony
  19. Syekh Muhammad Araby al-Maghriby
  20. Syekh Hasan al-Masysyath
  21. Syekh Muhammad Ali al-Maliky
  22. Syekh Abdur Kadir al-Mandily
  23. Syekh Abdul Fattah Rawa
  24. Syekh Syarnuby al-Palimbany 
  25. Syekh Umar Arba’in.

Lokasi Makam

Syekh Mukhtar Muda wafat pada Sabtu, 12 Dzulqaidah 1430 H/31 Oktober 2009 M di Sibuhuan pada pukul 08.45 di usia 90 tahun. Makam beliau terletak di Komplek Perkuburan Muslim Banjar Kubur, Jl. Ki Hajar Dewantara, Desa Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.

Haul

Haul Syekh Mukhtar Muda Nasution diperingati tiap tahun sekali di pesantren Al Mukhlishin Sibuhuan, haul beliau diperingati pada bulan Rabi'ul Awal, tanggal haul akan diberitahukan oleh pihak keluarga besar pesantren  Al Mukhlishin Sibuhuan, Padang Lawas.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syekh Mukhtar Muda Nasution banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Padang Lawas saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Perkuburan Muslim Banjar Kubur, Padang Lawas.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Syekh Mukhtar Muda Nasution, dimudahkan dalam mencari ilmu baik ilmu agama dan ilmu dunia, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Membangun 3 (tiga) pondok pesantren terbesar di wilayah Padang Lawas yang berlokasi di Sibuhuan, di antaranya:

(1). Pondok pesantren Aek Hayuara yang kemudian bernama Ponpes Syekh Muhammad Dahlan, diambil dari nama pendidrinya yaitu Haji Muhammad Dahlan Hasibuan. Ponpes ini berlokasi di Wek IV, Sibuhuan. Meskipun bukan beliau sebagai peletak dasar pesantern ini, namun pengembangannya ditangan beliau, sehingga berkembang pesat dan mengahasilkan lulusan yang banyak sekali. Ponpes ini menghasilkan lulusan Aliyah dan Pendidikan Guru Agama (PGA). Namun setelah tahun 80-an ponpes ini fokus menangani pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah saja, sedangkan PGA ditutup sejalan dengan perkembangan kebijakan pemerintah. Beliau mengakhiri masa baktinya di ponpes ini pada akhir tahun 80-an karena adanya dismanajemen dalam kepengurusan Ponpes sehingga beliau memutuskan berhenti dan mebangun pesantren baru yaitu Ponpes Al-Mukhlisin di Wek II, Sibuhuan.

(2). Pondok pesantren Al-Mukhlisin, dibangun beliau pada awal 90-an dengan membentuk sebuah yayasan atas nama masyarakat. Ponpes ini berkembangan dengan mengasuh madrasah Tsanawiyah dan madrasah Aliyah. Namun pada akhir tahun 90-an, atas usul dari keluarga, maka beliau menyerahkan manajemen ponpes ini kepada masyarakat.

(3). Kemudian beliau membangun ponpes baru lagi yang diberi nama pondok pesantren Al-Mukhtariyah di daerah Sibuhuan Julu-Sialambue, nama popes ini diambil dari nama beliau dengan membentuk yayasan pengelolanya yang diberi nama Yayasan Syekh Mukhtar Muda. Ponpes ini pun berkembang dan mengasuh pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah.

Bahkan belakangan mengasuh pendidikan tinggi. Dengan demikian maka dapat dikatakan, beliau adalah ulama yang berhasil membuat daerah Barumun menjadi daerah pendidikan dan kaya denan pesantren dan masyarakatnya yang religius atau yang sering didengar dengan sebutan serambi Makkah.

Selain yang disebutkan di atas, beliau juga berhasil merehab masjid Raya Sibuhuan menjadi masjid terbesar dan termegah di kota Sibuhuan sebagaimana dapat disaksikan sekarang. Masjid tersebut dapat menampung jama’ah tidak kurang dari sepuluh ribu jama’ah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Padang Lawas di antaranya:
Durian, Sirup Markisa, Rendang Daging Sapi, Keripik Sanjai Balado, Bolu Batik, Karupuak Jangek, Dendeng Daun Singkong, Karak Kaliang