Ini Balasan Orang yang Berziarah ke Makam Orang Tua di Hari Jumat

 
Ini Balasan Orang yang Berziarah ke Makam Orang Tua di Hari Jumat
Sumber Gambar: Faizal Fanani/Liputan 6

Laduni.ID, Jakarta – Ziarah kubur adalah amaliyah yang banyak dikerjakan oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk ziarah kubur, beliau bersabda:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian.” (HR. Muslim)

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa tujuan ziarah kubur tidak lain sebagai pengingat kematian bagi mereka yang masih hidup dan dapat mengambil pelajaran. Selain itu ziarah kubur merupakan sarana mendapatkan keberkahan dari orang-orang alim yang diziarahi.

Salah satu yang wajib diziarahi ialah makam kedua orang tua, selain wujud bakti terhadap kedua orang tua yang telah wafat, menziarahi kedua orang tua memiliki keutamaan yang luar biasa besar.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدِيه

“Dari Abu Hurairah RA, ‘Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada setiap Jumat, niscaya Allah mengampuninya dan ia tercatat sebagai anak yang berbakti kepada keduanya.’”

Disebutkan, seseorang memiliki tiga orang tua yang wajib dihormati, yaitu:

أباؤك ثلاثة : أبوك الذي ولدك،  وأبوك الذي زوجك ابنته،  والذي علمك وهو أفضلهم.  ( المنهج السوي للحبيب زين بن إبراهيم بن سميط،  والعطية الهنية للحبيب علي بن حسن العطاس،  والفوائد المختارة )

“Orang tuamu itu ada tiga, orang tua yang menjadi sebab lahir ke dunia (ayah dan ibu), orang tua yang telah menikahkan putrinya (mertua), orang tua yang telah mengajarkan ilmu kepadamu (guru), dan ini seutama-utamanya orang tua.”

Berbakti kepada orang tua tidak hanya saat mereka masih hidup, namun saat mereka telah tiada seorang anak wajib untuk berbakti kepadanya. Semoga Allah mengampuni kita semua dan kedua orang tua kita.

Disadur dari KH. Drs. Agus Nailin Fauz, Ketua MWCNU Ngasem


Editor: Daniel Simatupang