Etos Kerja Kaum Beriman

 
Etos Kerja Kaum Beriman
Sumber Gambar: Ilustrasi/Bincang Syariah

Laduni.ID, Jakarta – Suatu ketika, Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Tiba-tiba ada seorang pemuda bertubuh tegap dan gagah lewat, tampaknya dia hendak bekerja. Beberapa sahabat nyelutuk, alangkah bagusnya jika pemuda ini menggunakan kekuatannya dan masa mudanya untuk berjihad di jalan Allah. Lantas, Rasulullah menimpali:

«وَمَا سَبِيلُ اللَّهِ إِلَّا مِنْ قَتْلٍ؟ مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ»

“Apakah jalan Allah itu hanya berperang? Siapapun yang bekerja menafkahi kedua orangtuanya, maka dia di jalan Allah, yang bekerja untuk menafkahi ahli keluarganya, maka dia di jalan Allah. Dan siapapun yang bekerja untuk memperbanyakkan harta, dia di jalan setan.”

Dalam banyak riwayat, Rasulullah menghargai jerih payah para sahabatnya serta menghormati profesi mereka. Untuk memotivasi aspek ukhrawi, biasanya beliau memberikan contoh amaliah utama yang disesuaikan dengan pola pikir dan profesi mereka. Seperti padagang, petani, peternak, dll.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN