Khutbah Jumat: Petunjuk Allah SWT dan Asmaul Husna

 
Khutbah Jumat: Petunjuk Allah SWT dan Asmaul Husna
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ،

عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، اَلْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada hakikatnya, manusia yang sesat atau yang disesatkan, karena mereka telah menutup diri dari kebenaran. Karena itu, mereka dijauhkan dari petunjuk dan bimbingan Allah dan rasul-Nya. Manusia semacam itu, enggan untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah, sebaliknya selalu mengumbar hawa nafsunya. Sesungguhnya, jalan menuju petunjuk Allah itu hanya satu, yaitu beriman kepada-Nya, beribadah, dan beramal shaleh. Sedangkan jalan yang menuju kesesatan, banyak macam ragamnya, karena manusia terpecah belah, satu sama lain saling bermusuhan dan menimbulkan berbagai macam kejahatan. Allah berfirman:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An’am, 06:153).

Dalam ayat yang lain Allah s.w.t. berfirman:

وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ 

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan hewan ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf, 07:179).

Allah menjelaskan banyak manusia yang masuk ke dalam neraka Jahannam, seperti juga mereka banyak yang masuk syurga sesuai dengan ibadah dan amal mereka masing-masing. Disebutkan firman Allah:

يَوۡمَ يَأۡتِ لَا تَكَلَّمُ نَفۡسٌ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ فَمِنۡهُمۡ شَقِيّٞ وَسَعِيدٞ 

Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (QS. Hud, 11: 105).

Pada ayat al-Qur’an yang lain disebutkan juga:

وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا وَتُنذِرَ يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ فَرِيقٞ فِي ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٞ فِي ٱلسَّعِيرِ 

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam. (QS. Al-Syura, 42:07).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Beberapa hal yang menyebabkan manusia masuk ke dalam api neraka Jahannam, antara lain: (1) akal dan pikiran mereka tidak dipergunakan untuk memahami keesaan dan keagungan Allah. Padahal dengan mempercayai keesaan dan keagungan Allah, dapat membersihkan jiwa mereka dari segala macam sifat yang buruk dan hina, seperti keraguan, rendah diri, dan putus asa. Penyebab yang ke (2) mereka juga tidak menggunakan akal dan pikirannya untuk memahami kehidupan ruhani dan kebahagiaan yang bersifat abadi. Jiwa mereka terbelenggu oleh kemewahan duniawi, sebagaimana dijelaskan firman Allah:

يَعۡلَمُونَ ظَٰهِرٗا مِّنَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ عَنِ ٱلۡأٓخِرَةِ غَٰفِلُونَ 

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. Al-Rum, 30:07).

Penyebab yang ke (3) mereka tidak memahami bahwa tujuan diperintahkannya kebaikan dan dilarangnya perbuatan keji, adalah untuk menuju kebahagiaan yang kekal di dunia dan di akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum Islam yang mempersatukan dan menyelamatkan umat manusia. Mereka juga tidak memahami ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa mereka memiliki mata dan pengelihatan, tapi tidak pernah digunakan untuk melihat bukti-bukti kebenaran dan bukti tentang keesaan Allah s.w.t.. Segala kejadian dalam sejarah umat manusia dan berbagai peristiwa penting dalam kehidupan tidak dijadikan bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisis dan diambil kesimpulannya yang lurus dan benar. Allah berfirman:

وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعٗا وَأَبۡصَٰرٗا وَأَفۡئدَةٗ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُهُمۡ وَلَآ أَفۡئدَتُهُم مِّن شَيۡءٍ إِذۡ كَانُواْ يَجۡحَدُونَ بِآيَٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ 

Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf, 46:26).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Para penghuni neraka Jahannam disebutkan ayat ini, disebabkan karena mereka memiliki hati dan akal, tetapi mereka tidak mempergunakannya untuk memahami tanda-tanda kebenaran. Mereka juga memiliki telinga untuk mendengar tapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan kebaikan dan kebenaran. Mereka itu adalah orang-orang yang lalai, yang digambarkan al-Qur’an bagaikan hewan ternak, bahkah lebih sesat lagi. Mengapa manusia yang jahat itu lebih buruk dari hewan? Kerena kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia yang jahat itu akan sangat dahsyat. Hal ini terjadi karena mereka menggunakan akal dan pikirannya yang dikendalikan oleh hawa nafsunya untuk membuat kerusakan di muka bumi. Sedangkan hewan tidak melakukan pengerusakan di muka bumi. Hewan hanya menggunakan instingnya untuk keperluan makan, minum, dan kebutuhan biologis.

Di dalam surat al-A’raf ayat 180, disebutkan bahwa Allah s.w.t. memiliki nama-nama yang agung yang disebut al-Asmaul Husna.

وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ 

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf, 07:180).

Manusia diarahkan agar mendekatkan diri kepada Allah, dan berdoa memohon rahmat dan karunia-Nya dengan menyebutkan al-Asmaul Husna tersebut. Al-Asmaul Husna disebutkan dalam hadits Nabi berjumlah Sembilan puluh Sembilan.

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Sesungguhnya Allah memiliki Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghafal dan menghayatinya, dia masuk surga. (HR. Bukhari, 2736).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Al-Asmaul Husna yang berjumlah Sembilan puluh Sembilan itu hanyalah nama yang terkenal. Sesungguhnya Allah s.w.t. tidak terbatas dan lebih luas sifat-sifatnya. Mengenai al-Asmaul Husna yang berjumlah Sembilan puluh Sembilan itu diriwayatlkan oleh al-Tirmidzi dan al-Hakim, diantaranya sebagai berikut.

هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ  الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ الْقَهَّارُ

Dialah Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Raja, Yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Yang memberi keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Kebebasan, Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Maha Pengampun, dan seterusnya. (Lebih lengkap lihat dalam buku penulis berjudul al-Asmaul Husna: Jalan Menuju Allah s.w.t.)

Kesimpulannya, bahwa setiap diri manusia dikaruniai oleh Allah akal pikiran dan kalbu agar difungsikan untuk memahami tanda-tanda keesaan dan keagungan Allah s.w.t.. Mereka yang tepat mempergunakan tiga potensi dasar itu, akan memperoleh jalan yang lurus. Sebaliknya mereka yang tidak mempergunakannya akan terjerembab pada jalan yang sesat. Manusia yang meraih kesuksesan adalah mereka yang memfungsikan akal pikiran dan kalbunya sesuai dengan fitrah dan sanubarinya. Manusia diarahkan agar mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, berdoa, dan berzikir, diantaranya dengan menyebut al-Asmaul Husna. Al-Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang paling baik yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Sunnah. Setiap diri manusia tidak diperbolehkan menggunakan nama seperti al-Asmaul Husna. Kalau menggunakan nama itu, sebelumnya disebutkan kata al-Abdu (hamba), misalnya Abdurrahman, Abdurrahim, Abdul Jabbar, Abdussalam, dan sebagainya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Dr. KH. Zakky Mubarak, MA