Khutbah Jumat: Peran Keluarga dalam Pembentukan Moral yang Luhur

 
Khutbah Jumat: Peran Keluarga dalam Pembentukan Moral yang Luhur
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Diantara problematika besar yang melilit bangsa Indonesia saat ini adalah keterpurukan moral pada sebagian besar masyarakat dan pejabat pemerintah. Hal ini dikarenakan ada yang salah dalam penyelenggaraan pemerintah, terutama dalam membentuk moral bangsa yang berkualitas. Banyaknya kasus-kasus korupsi, kolusi, nepotisme, perkelahian antar pelajar, perilaku asusila pelajar, narkotika, perusakan fasilitas umum, perusakan kampus, penyuapan, mafia hukum, makelar kasus dan kasus-kasus lainnya menunjukan betapa rusaknya moral generasi bangsa saat ini. Kasus-kasus tersebut jika dianalisis bukan tanpa sebab. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius serta harus menjadi bahan evaluasi bersama terutama terkait dengan bagaimana mekanisme pendidikan moral yang sudah berlangsung saat ini.

Pendidikan moral merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Selama ini pendidikan moral hanya dalam tataran “mengajarkan moral” tetapi bukan “menanamkan moral” , sehingga tidak terjadi internalisasi nilai moral dalam diri anak. Dilihat dari intensitas interaksi, antara anak dan orang tua, keberadaan lingkungan keluarga perlu diperhatikan. Prosentase orang tua yang bekerja terutama kaum perempuan (ibu) semakin hari semakin meningkat. Kondisi tersebut berkorelasi dengan intensitas hubungan orang tua dan anak semakin berkurang. Orang tua telah merampas hak anak untuk mendapatkan “kasih sayang”, bukan kasih sayang yang bersifat materi. Adanya emansipasi wanita perlu kita hargai, tetapi bukan emansipasi wanita yang kebablasan sehingga melupakan kodratnya sebagai wanita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Keluarga adalah tempat perrtama dan utama bagi tumbuhkembang anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan pengaruh dan pendidikan yang pertama, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat informal. Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap pendidikan. Islam menerapkan sistem pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana sabda Rasulullah saw “Tuntunlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” Bila dicermati lebih dalam hadis tersebut menegaskan bahwa pendidikan awal itu terdapat pada keluarga. Dalam Al Qur’an dijelaskan peran dan tanggungjawab keluarga:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya” Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At Tahrim: 6)

Di dalam keluarga, anak akan banyak mendapatkan pengalaman untuk tumbuh dan berkembang demi masa depannya. Di dalam keluarga orang tua dapat memberikan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak. Karena keluarga merupakan tempat yang efektif untuk membelajarkan nilai moral yang luhur kepada anak.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan memiliki potensi berkumpul dan bermasyarakat. Dari sini dapat dipahami bahwa Keluarga merupakan bentuk dari himpunan individu yang menyatukan fisik dan jiwa. Dalam hal ini pentingnya keluarga dalam membentuk moral yang luhur. Karena di dalam keluarga nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang anak ditanamkan pertama kali. Ibu merupakan aktor utama yang mengajarkan berbahasa dan memahami sebuah nilai-nilai kemanusiaan hingga norma-norma yang akan ditaati oleh setiap anak. Dalam hal ini nilai-nilai yang ditanamkan kepada individu keluarga juga mengalami gradasi akibat masuknya nilai-nilai baru yang diserap oleh individu melalui lingkungan. Nilai baru itu terkadang berbenturan dan menimbulkan proses pertarungan nilai antara nilai baru dan nilai keluarga.

Keluarga diasumsikan sebagai bentuk sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga yang menanamkan nilai-nilai pada individunya akan terbawa oleh individu keluarga dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih besar lagi, sehingga membentuk moral sebuah bangsa dalam format yang besar. Dengan asumsi tersebut, maka keluarga menjadi basis dalam pembentukan sebuah karakter individu yang kelak pula mampu membentuk nilai-nilai kesadaran dalam membentuk moral bangsanya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Keluarga dalam konstruksi agama merupakan sokoguru negara, ia menjadi dorongan moral dari terbentuknya masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat negara. Meruntuhkan sokoguru negara adalah dengan meruntuhkan basis penanaman nilai moralnya, yaitu keluarga. Sedangkan dalam konsepsi pendidikan Islam merealisasikan tentang pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak merupakan hal yang sangat mendasar untuk dilakukan, sebagaiman firman Allah SWT yaitu:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya:” (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13).

Berdasarkan ayat diatas menerangkan bahwa penanaman nilai-nilai keimanan terhadap Allah SWT merupakan bimbingan yang pertama dalam keluarga yang harus diperhatikan, maka orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam member bimbingan dan pengarahan berdasarkan agama Islam dalam lingkungan keluarga.

Lingkungan kelurga merupakan lembaga sosial yang pertama dan terpenting yang mana didalamnya terdapat saling interaksi yang didasarkan oleh adanya hubungan darah sehingga akan menampakkan suatu kesatuan utuh dan kokoh. Karena keluarga merupakan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Hal ini seiring dengan pendapat sebagai berikut: “Keluarga adalah merupakan kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang paling kecil. Sebagai satu kesatuan, maka ikatan didasarkan atas perkawinan dimana tiap-tiap anggota mengabdikan dirinya kepada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa kasih sayang dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian anggota keluarga meliputi ayah, ibu, dan anak-anak.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Apabila di dalam keluarga terdapat suasana keagamaan dimana ibu dan bapak hidup penuh dengan kasih sayang dan menjaga sopan santun, sikap dan tindakan sesuai dengan petunjuk agama, maka sejak lahir si anak telah mendapat unsur-unsur positif melalui pengalaman yang dilihat dan didengarnya dari kedua orang tuanya, bagi kebutuhan pribadinya. Selanjutnya perlakuan orang tua yang lemah lembut, kasih sayang, disertai dengan kejujuran, keikhlasan, dan keadilan yang dilandasi oleh ketaatan kepada agama akan menambah kuatnya unsur-unsur positif dalam kepribadiannya, Peranan keluarga dalam pembentukan moral yang luhur adalah memberikan nasihat, membiasakan hal-hal yang baik, memberikan teladan, memberikan perhatian serta memberi pengawasan.

Kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensi anak untuk menjadikannya kelak sebagai seseorang yang berkependidikan dan berilmu pengetahuan tinggi, serta sukses dalam meniti karir dan cita-citanya. Tetapi juga memberikan pendidikan berupa pembinaan anak sebagai individu muslim dan muslimah yang tumbuh dan berkembang melalui pembinaan akhlak yang mulia berdasarkan keTuhanan yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. telah bersabda Nabi Muhammad Saw: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. ( HR. Bukhari ).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari hadits diatas, jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) dan memiliki pembawaan ketauhidan yang harus dibimbing, dipupuk, dikembangkan oleh orang tua sejak anak dalam kandungan, bahkan sampai anak memasuki fase remaja maupun dewasa. Agar setiap proses dan tahap perkembangannya dilalui dengan baik dan benar berdasarkan pada pembinaan menurut syari’at islam. Karena tujuan pembinaan moral dan akhlak anak dalam keluarga yaitu menjadikan generasi-generasi penerus bangsa yang beriman dan beramal sholeh serta berakhlakul karimah, dengan cara melakukan pembinaan memberikan stimulus dan menjadikan lingkungan yang positif, kondusif, dan edukatif yang bernilaikan islam.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Ahmad Baedowi, M.Si