Kehidupan Waliyullah di Alam Kubur

 
Kehidupan Waliyullah di Alam Kubur
Sumber Gambar: Media Jawa Timur/Lokasi makam Mbah Kalbakal/Sayyid Ali Ridha, berada tepat di belakang mushola Ponpes Tarbiyatul Wathon, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.

Laduni.ID, Jakarta – Waliyullah merupakan orang-orang pilihan yang mendapatkan rahmat dan cinta langsung dari Allah. Sebagai manusia mulia, waliyullah beribadah dengan mendasarkan rasa cinta (mahabbah) sehingga Allah mencintai mereka dan mendapatkan posisi berbeda dari manusia pada umumnya.

Kehidupan seorang waliyullah di dunia tak pernah lepas dari beribadah, bahkan hingga wafatnya tiba. Saat di alam kubur, para waliyullah juga terus beribadah sebagaimana layaknya di dunia. Maulana Habib Luthfi pernah mengatakan bahwa kehidupan seorang wali di alam kubur sama seperti kehidupan di dunia.

“Para wali tetap hidup di alam kuburnya (barzah) seperti kehidupan mereka di dunia. Para wali yang ahli tahajjud tetap tahajjud di alam kuburnya, yang ahli tadarus Qur’an tetap tadarus Qur’an, yang ahli silaturahmi tetap silatrahmi, dan seterusnya. Hal ini sebagai kenikmatan yang mereka alami di alam kubur,” dawuh Habib Luthfi.

Lebih lanjut lagi, Habib Luthfi menjelaskan bahwa jika ada seseorang yang berkunjung ke makam seorang wali, mengucapkan salam, dan mendoakannya maka wali tersebut akan membalas salamnya dan mengamini doa orang yang berkunjung tersebut.

“Jika ada para peziarah berdiri mengucapkan salam dan do’a-do’a, maka si wali yang diziarahi juga ikut berdiri, menjawab salam dan mengamini do’a-do’anya. Jika para peziarah membaca Yasin, tahlil, dan sebagainya, maka si wali juga ikut membacanya. Jika para peziarah tawassul, maka beliau ikut mendo’akan,” jelas Habib Luthfi.

KH Abu Bakar Jatirogo, Tuban juga pernah dawuh bahwa seorang wali tetap melakukan ibadah di alam kubur.

“Setiap kali saya berziarah ke makam (Mbah Kalbakal/Sayyid Ali Ridha), saya melihat (secara ruhani/kasyaf) beliau senantiasa dalam keadaan sujud.”


Editor: Daniel Simatupang