Ngalap Berkah di Makam Pengarang Syi'ir Tanpo Waton

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ngalap Berkah di Makam Pengarang Syi'ir Tanpo Waton
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Karim Teponk Teponk

Laduni.ID, Jakarta – KH Sahlan Tholib atau akrab dikenal Romo Sahlan merupakan guru Mursyidul Kami yang mampu membawa para santri-santrinya sebagai ulama pewaris Nabi SAW. Salah satu diantara karomahnya ialah selalu diikuti oleh tamu yang mengharap keberkahan darinya, kemanapun dan kapanpun beliau selalu ikuti oleh tamu-tamunya.

Beliau lahir di Desa Terik, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1909, putra kedua dari empat bersaudara pasangan KH Muthollib dan Nyai Khadijah.

Besarnya rasa cinta beliau terhadap ilmu agama dan shalawat menuntunnya menjadi ulama besar pada zamannya. Tidak pernah sekalipun KH Sahlan meninggalkan shalawat, di manapun dan kapanpun beliau selalu melantunkan shalawat.

Beliau juga menimba ilmu ke gurunya para guru, Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Khozin Buduran, dan KH Marzuki Sidoarjo. Saat menimba ilmu di KH Marzuki Sidoarjo, KH Sahlan sangat patuh dan taat kepada sang guru. Karena itulah beliau dijadikan sebagai murid kesayangan dan diganti namanya dari Romo (nama kecil) menjadi Sahlan.

Di antara murid beliau adalah Abah Thoyyib Krian, Mbah 'Ud Pagerwojo, dan Gus Ali Muhammad (Karib Gus Miek) Tropodo. Dalam membentuk santri-santrinya beliau menuntut kepada mereka untuk meninggalkan duniawi, hingga lahir sebuah konsep yang di dalamnya berisi "Sabar, Neriman, Loman, Akas, Temen, Ngalah," (sabar, menerima, dermawan, tangguh, serius, mengalah).

KH Sahlan diperkirakan wafat pada tahun 1972 dan dimakamkan di Sidorangu, Krian, Sidoarjo tepatnya di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Sahlaniyah. Salah satu karya fenomenal beliau adalah Syiir Tanpo Waton yang seringkali oleh masyarakat dinisbatkan kepada Gus Dur.

Sumber foto: FB Shandy Wonka dan Karim Teponk Teponk


Editor: Daniel Simatupang