Tuhan tidak Peduli Padaku

 
Tuhan tidak Peduli Padaku
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum wr wb

Mohon maaf, Pak. Saya mahasiswa umur 23 tahun, laki-laki. Saya sekarang lagi bingung nih, Pak. Cewe yang saya suka ternyata dia sekarang suka sama orang lain. Padahal saya sudah sangat cocok dengannya karena dia besar banget perhatiannya ke saya. Oh iya, dulu saya pacaran sama dia. Karena kesalahan saya, saya selingkuh, dia lalu pergi dari saya dan sekarang jalan sama cowo lain. Awalnya saya biasa saja, lama-lama saya ga terima kalau dia dimiliki cowo lain. Saya sampai ngancam dia kalau ga mau balik lagi, saya mau nyakitin diri saya. Itu sering saya lakukan Pak. Gimana yang harus saya lakukan ya Pak? Saya rasa Tuhan ga peduli sama saya Pak. Buktinya saya disakiti seperti ini. Saya bingung Pak.

Wa’alaikum salam wr. wb.

M

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam anugrah dan kenikmatan kepada kita. Semoga hari-hari Anda senantiasa diberikan kebahagiaan dan keberkahan. Terima kasih atas kesediaan Anda bercerita kepada kami di sini. Saya mengapresiasi, dengan Anda bercerita berarti ada keinginan dari Anda untuk menyelesaikan masalah ini dan itu bagus sebagai langkah awal bagi Anda untuk keluar dari situasi ini.

Baca juga: Aku Sayang Temanku, Harus Bagaimana?

Sebelumnya, Anda coba tenangkan hati dulu biar bisa berpikir jernih. Anda bercerita bahwa Anda pacaran dengan katakanlah si A ini lalu Anda selingkuh dan Anda ditinggal pacar Anda yang sekarang sudah punya pacar baru. Lalu Anda mengancam dia dengan menyakiti diri Anda agar bisa balik dengan Anda. Situasi ini mesti Anda lihat dari sudut pandang A sebagai mantan pacar Anda. Kira-kira jika Anda sebagai A, Anda akan bersikap bagaimana? A sebagai perempuan yang pernah Anda sayangi lalu Anda khianati, tentu sakit hati karena orang yang dicintainya justri mencintai perempuan lain. Oleh karenanya A kemudian meninggalkan Anda. Namun ternyata A harus menambah beban lagi dengan menerima ancaman dari Anda. Tentu kondisi ini sangat berat bagi A. Coba Anda pahami dengan jernih situasinya sehingga Anda bisa berpikir lebih realistis.

Faktanya saat ini A adalah pacar orang lain, dan Anda tentu tidak berhak untuk memaksa A balik lagi ke Anda. Anda perlu berlatih menerima kenyataan yang ada tanpa harus Anda mengorbankan diri Anda. Pahami bahwa kondisi ini memang ada kesalahan Anda yang telah mengkhianati A. Terimalah semuanya dengan penuh kesadaran dan maafkan masa lalu Anda. Terimalah bahwa A saat ini sudah punya pacar, dan Anda memiliki kesalahan dalam hubungan pacaran Anda waktu itu. Jadikan pengalaman itu menjadi pelajaran berharga bagi Anda agar tidak mengulangi kesalahan yang sama kelak. Dengan terus berusaha untuk membangun kesadaran itu, Insya Allah pelahan Anda akan bisa move on dari masa lalu Anda. Tapi ini butuh tekad kuat dan proses. Jadi mesti sabar menjalaninya.

Baca juga: Membangun Keberhargaan Diri dalam Lingkungan Keluarga yang Toxic

Saat ini Anda perlu untuk komitmen pada diri Anda untuk tidak mengulangi lagi nantinya ketika Anda pacaran. Komitmen ini harus benar-benar Anda jaga dan lakukan. Anda lebh baik fokus pada perbaikan diri saja. Yakinlah bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan jodoh Anda sudah ditentukan Tuhan. Dengan Anda fokus memperbaiki diri, nantinya Anda justru akan dicari jodoh Anda.

Terkait pernyataan Anda bahwa Tuhan tidak peduli pada Anda, segeralah bertaubat atas ucapan Anda ini. Tanpa Anda minta, Tuhan selalu peduli kepada ciptaanNya termasuk Anda. Anda bisa bernafas, bisa menikmati indahnya matahari, menikmati udara segar, bisa berjalan, bisa melihat, mendengar, bicara dst semuanya itu adalah anugerah Tuhan yang diberikan cuma-cuma kepada Anda. Saya paham mungkin karena Anda sedang emosional sehingga berkata demikian. Mudah-mudahan Anda benar-benar bertaubat sehingga bisa mensyukuri segenap nikmat Tuhan yang ada.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan mohon maaf jika ada kekurangan-kekurangan. Tetap semangat dan optimis menghadapi hidup ya..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi