Emosiku Tak Terkendali

 
Emosiku Tak Terkendali
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum wr wb

Perkenalkan, saya, R, karyawan swasta. Saya mengakui bahwa saya adalah orang yang sangat perasa. Jadi mudah baper jika ada hal yang ga sesuai dengan keinginan saya. Saya juga suka lepas kendali saat sedang emosi. Saya ingin sekali bisa mengontrol emosi saya, gimana caranya ya Pak? Terima kasih sebelumnya.

Wa’alaikum salam wr. wb.

Hormat saya,

R.

 

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga kebahagiaan menyertai hari-hari Anda. Terima kasih sudah berbagi dengan kita di sini. Sebelum saya menjawab pertanyaan Anda, saya ingin sedikit menjelaskan tentang emosi. Bagi sebagian awam, emosi diartikan sama dengan kondisi marah. Ini tidak sepenuhnya tepat. Karena emosi sendiri ada dua yaitu emosi positif seperti cinta, bahagia, suka cita, rasa syukur dsb serta emosi negatif seperti marah, sedih, benci, kecewa, putus asa dsb. Jadi, marah itu bagian dari emosi dan emosi bukan hanya marah.

Baca juga: I’m Nothing

Pertanyaan Anda tidak menyebut jenis emosi secara spesifik, namun demkian prinsipnya bisa dijelaskan secara umum. Sebelumnya perlu diketahui tentang prinsip dasar keterkaitan antara emosi dan pikiran rasional. Kedua aspek itu secara bergantian akan menguasai diri seseorang sehingga mempengaruhi perilaku dan ucapan.

Seseorang yang dikuasai emosi (baik positif maupun negatif) cenderung tidak bisa berpikir rasional. Akibatnya perilaku dan ucapannya akan menjadi tidak masuk akal (irasional). Orang yang sedang marah tidak terkendali, bisa berpikir, bertindak dan berkata yang tidak logis. Misalnya orang yang marah karena motornya diserempet mobil, bisa saja akan berteriak “Hei, mata kamu di mana!?”. Sekilas ini terdengar biasa saja, namun ini ada perkataan yang irasonal. Dia menanyakan posisi mata yang jelas-jelas sudah tahu jawabannya. Atau contoh berbagai perilaku irasional orang marah lainnya. Demikian juga emosi posiitif, apakah bisa mengakibatkan pikiran irasional? Jawabannya, bisa. Kita langsung dengan contoh. Misalnya seseorang mendapat sms penipuan bahwa dirinya mendapat hadiah Rp 100.000.000. Jika dia saat mendapat sms itu percaya, maka akan muncul perasaan bahagia yang begitu besar yang pada akhirnya bisa menghambat pikiran rasionalnya. Si pengirim pesan lalu akan memintanya mengarahkan dirinya ke ATM dst hingga akhirya tertipu. Ini bisa terjadi karena si penerima pesan dikendalikan emosi yang begitu besar sehingga berpikir dan berperilaku tidak logis.

Baca juga: Tidak Bolehkah Aku Bahagia?

Lalu, bagaimana agar bisa mengendalikan emosi? Setelah mengetahui prinsip di atas, maka cara yang paling efektif untuk mengendalikan emosi adalah dengan tetap berpikir rasional. Usahakan tetap berpikir jernih dalam kondisi emosi apapun dan emosi bagaimanapun. Lakukan self talk untuk menimbang-nimbang tentang emosi Anda. Kalau Anda sedang marah, tanyakan pada diri Anda “Mengapa saya marah?”, “Apa yang membuatku marah?”, “Haruskah aku marah seperti ini?”, “Kalau marah, untungnya apa?”, dll. Pertanyaan-pertanyaan itu bisa disesuaikan dengan jenis emosi yang muncul. Memang pada awalnya tidak mudah melakukannya. Karena kita berjuang melawan diri kita sendiri. Namun jika dilatih terus menerus, lama-lama akan menjadi hal mudah bagi kita. Dengan berpikir rasional maka emosi, perilaku dan perkataan kita bisa terkendali.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan tetap semangat serta bahagia selalu…

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi