Tidak Bolehkah Aku Bahagia?

 
Tidak Bolehkah Aku Bahagia?
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum  wr wb

Saya remaja perempuan, 19 tahun dan broken home, ibu dan ayah saya pisah 12 tahun lalu karena memliki istri baru dan istri barunya meminta ayah untuk menceraikan ibu saya. Saya ikut dengan ibu. Saat saya kelas 1 SD saya sering terbangun di malam hari mendapati ibu saya sedang menelfon lelaki.  Saya dengarkan obrolannya setiap kali ibu saya telfon (ibu saya kira saya sudah tidur) ternyata lelaki itu adalah tetangga saya yang sudah memiliki istri. Saat saya kelas 5 SD kejadian itu berulang, ibu sering menelfon lelaki tengah malam, saya mencari tau lagi dan saya dapati pagi harinya ibu saya dilabrak lewat sms oleh istri si lelaki (kali ini lelaki itu adalah saudara jauh saya) istri si lelaki itu saya panggil tante. Hingga saya memutuskan untuk membolehkan ibu saya mencari suami baru lagi, karena saya tidak mau ibu saya terus melakukan hal-hal buruk seperti itu, terlebih jika lelaki yang dihubungi sudah berumah tnagga. Saat saya kelas 6 SD akhirnya ibu saya menikah, namun rumah tangganya banyak masalah. Hingga akhirnya saat saya kelas 12 ibu saya memutuskan untuk menggugat cerai suaminya. Saya malu, saya kecewa, saya sedih, saya marah. Tapi saya tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal kesalahan ini bukan saya yang buat, tapi saya terus memikirkan hal ini. Saya takut untuk menikah, saya takut untuk bertemu hari esok, takut untuk menghubungi ayah saya karena saya malu.

Baca juga:

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN