Ini Alasan Kenapa Makam Bung Karno Tak Pernah Sepi Peziarah

 
Ini Alasan Kenapa Makam Bung Karno Tak Pernah Sepi Peziarah
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Wafatnya Soekarno pada 21 Juni 1970 tidak terlepas dari misteri yang menyelimuti, bahkan alasan Presiden pertama itu dimakamkan di Blitar pun masih menjadi rahasia besar. Banyak orang percaya bahwa dimakamkannya Presiden Soekarno di Blitar tidak lain tidak bukan adalah karena alasan politik dari Presiden Orde Baru saat itu.

Namun, terlepas dari itu semua makam Presiden Soekarno tidak pernah sepi dari para peziarah yang ingin mendoakan beliau dan mendapat keberkahan dari Sang Proklamator. Hal tersebut bisa terjadi karena ada fakta yang mungkin banyak orang belum mengetahuinya.

Abuya Al Habib Abu Bakar bin Hasan Alatas Azzabidi menceritakan mengapa makam Bung Karno tidak pernah sepi dari para peziarah. Ternyata Bung Karno selalu memberi penghormatan yang tinggi kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Saat Bung Karno mengunjungi Arab Saudi dan berjalan-jalan di Kota Madinah, Bung Karno bertanya kepada Raja Saudi saat itu letak makam Rasulullah SAW. “Dimana makam nya Rasulullah SAW ya raja?”

Raja Saudi menjawabnya, “Oh, itu makam Rasulullah SAW sudah terlihat dari sini.”

Mendengar makam Rasulullah tak jauh darinya, Bung Karno pun lantas melepas seluruh atribut jabatan kepresidenan yang ia kenakan. Hal tersebut membuat Raja Saudi heran, “Mengapa Anda melepaskan itu semua?” tanya Raja Saudi.

“Ya, yang ada di sana itu adalah Rasulullah SAW, yang pangkatnya jauh diatas kita semua, jauh diatas ku dan jauh di atasmu,” jawab Bung Karno.

Kemudian Bung Karno berjalan ke makam Rasulullah SAW, dalam beberapa buku dan kisah lain Bung Karno diceritakan bahwa ia merangkak ke dalamnya.

Kisah ini pertama kali diceritakan oleh Sayyid Husein Muthahar, sosok di balik terciptanya banyak lagu-lagu perjuangan. Sayyid Husein Muthahar yang saat itu ikut bersama Bung Karno sangat kagum dengan akhlak beliau.

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad, Assalamu'alaika ayyuhannabiyyu warohmatullahi wa barokatuh.

Sumber: Instagram Ulama Nusantara


Editor: Daniel Simatupang