Penguatan Literasi Moderasi Islam Melalui Khotib Jum’at

 
Penguatan Literasi Moderasi Islam Melalui Khotib Jum’at
Sumber Gambar: Foto : (dok Laduni.ID)

Laduni. ID, Jakarta- Wadah Silaturrahim Khotib Indonesia (WASATHI) mengadakan Workshop Khotib Moderat 2021 dengan tema, “Penguatan Literasi Moderasi Islam Melalui Khotib Jum’at”, yang diselenggarakan di Gedung Graha Mental Spiritual Lt. 6 Jl. Awaluddin II Tanah Abang Jakarta Pusat, Selasa, 4 Mei 2021.
Menurut Pembina Wasathi KH. Arif Fahrudin bahwa urgensi kegiatan ini dilaksanakan karena melihat bahwa khatib Jum’at memiliki peran sentral sebagai agen narasi agama yang moderat.

"Khatib Jumat memiliki peran sentral sebagai agen narasi agama yang moderat," papar Kiyai Arif dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi Laduni.ID, Selasa 4 Mei 2021.  

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Khatib memiliki otoritas penuh dalam menasihati dan mengarahkan jamaah Jumat agar menghindari pemikiran dan perilaku yang menciderai persaudaraan beragama, persaudaraan berbangsa, dan persaudaraan kemanusiaan. Maka, Khatib Jumat sangat efektif dalam meredam hoaks, ujaran kebencian, dan adu domba antar sesama elemen bangsa.

Tak hanya itu ia juga menekankan dalam kondisi wabah Covid 19 yang belum usai di Indoenesia ini peran khotib Jum’at bisa memberikan dukungan maksimal kepada pemerintah dan Ulama."Terlebih di masa wabah Covid 19 yang masih melanda Indonesia saat ini, Khatib Jumat bisa memberikan dukungan maksimalnya kepada pemerintah dan ulama yang sedang berjuang keras mengentaskan rakyat Indonesia dari ujian kesehatan, mental, dan ekonomi sebagai imbas wabah Covid 19 ini," ungkap Pembina Wasathi yang juga Wakil Sekretaris MUI Pusat ini.

Dalam kesempatan yang lain Ketua Umum DPP Wasathi Ustadz Fauzan Amin memaparkan tentang moderasi Khutbah Jum’at. Menurutnya moderasi khutbah Jum'at adalah cara pandang dalam memahami serta mengamalkan ajaran yang terkandung dalam khutbah yang selalu moderat. Moderat di sini dalam arti tidak berlebih-lebihan atau ekstrem. Baik dari sisi kualitas atau kuantitas.

Dari segi kualitas, lanjutnya, penting bagi seorang khatib memahami metode yang baik, pendalaman materi keagamaan yang mumpuni serta mampu beraktualisasi dengan kebutuhan umat. Dari segi kuantitas tambahnya, seorang khatib harus memahami psikologi audien seperti khutbah jangan terlalu lama, bertele-tele, menoton, yang membuat jamaah memilih tertidur karena isi khutbahnya itu-itu saja sepanjang tahun.

Wasathi mengusung konsep 'al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah ' yaitu memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik," terang Ustadz Fauzan Amin.

Dengan tema "moderasi" lanjutnya, diharapkan para khatib kedepan lebih bisa membumikan materi khutbah di tengah kerinduan spritual jama'ah. “Selain continue menggerakkan program diklat khatib, Wasathi juga menyediakan materi 'Buku Khutbah Islam Kebangsaan'. Buku ini cocok bagi khatib pemula maupun khatib yang sudah profesional," terang Ketua Umum Wasathi dalam penyampaiannya.

Sedangkan Ketua Pelaksana kegiatan workshop, Asroni Al-Paroya dalam paparannya menjelaskan bahwa kegiatan ini penting dilaksanakan karena melihat konsep moderasi Islam saat ini telah menjadi arah atau alur pemikiran Islam dan menjadi diskursus penting dunia Islam dewasa ini. “Karena konsep moderasi Islam menjadi diskursus penting dewasa ini, maka seyogyanyalah para khotib ataupun para calon khotib betul-betul memahami alur moderasi Islam itu sendiri. Sehingga materi khutbah yang disampaikan itu relevan dengan situasi dan kondisi kebutuhan rohani dari setiap jama’ah/ atau mad’unya”," tutur Asroni Al-Paroya.

Hadir sebagai pembicara kunci (Keynote Speakers) yaitu, Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Samsul Ma'arif, dan beberapa narasumber. Seperti Pengurus Rabithah Alawiyah, Dr. KH. Habib Ali Hasan Al-Bahar, Ketua KODI DKI Jakarta KH. Jamaluddin F. Hasyim, dan Pengurus KODI DKI Jakarta Ustadz Muhammad Latif. (Editor: Ali Ramadhan)