Ketika Spiritual Umat Islam Kehilangan Ruh

 
Ketika Spiritual Umat Islam Kehilangan Ruh
Sumber Gambar: Pexels, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Berabad-abad lamanya dunia Islam, khususnya, didominasi oleh dan tenggelam dalam pemahaman-pemahaman keagamaan eksoterik, formalistik, fiqih dengan pendekatan tekstualistik. Bahkan ada sebagian kelompok yang memahaminya dalam cara yang lebih ketat dan keras. Mereka yang demikian itu disebut kaum “mutasyaddidin” atau “mutatharrifin” (fundamentalis, radikalis dan ekstrimis).

Peradaban kaum Muslimin menjadi amat kering-kerontang, kasar, rigid, mandeg, stagnan dan mundur jauh ke belakang berjuta langkah, tanpa kemajuan. Keadaan ini secara niscaya melahirkan kebodohan, kemiskinan dan penderitaan masyarakat muslim.

Situasi semacam itu diiringi oleh kemunculan sikap, pandangan dan tindakan-tindakan arogansi, keangkuhan, kekerasan, pembunuhan karakter dan segala bentuk tindakan yang melawan kemanusiaan.

Apapun alasan dan dalil keagamaannya, dan dengan mengatasnamakan apapun, jika itu yang terjadi, maka ia bukanlah pandangan dan cara hidup yang diajarkan Tuhan. Bahkan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan ajaran agama manapun, “Laisa minad Din bi Shilatin”.

Maka, sudah saatnya kita kembali kepada jalan hidup sufistik, menghidupkan pikiran, membersihkan hati dan mereformasi tindakan untuk dan hanya demi kemanusiaan. Cara hidup seperti ini sejatinya adalah cara kita dalam mencintai Allah SWT. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Januari 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: KH. Husein Muhammad

Editor: Hakim