Eksekusi Mati Al-Hallaj: Sebuah Tragedi

 
Eksekusi Mati Al-Hallaj: Sebuah Tragedi

LADUNI.ID, Cirebon - 27 Maret 922 M. Syeikh Husein Manshur al-Hallaj, dibawa menuju tiang gantungan. Suasana senyap. Al-Hallaj berjalan tenang, diam.

Abu al-Harits al-Sayyaf, sang algojo, melangkah gagah dengan wajah amat angkuh, mendekati al-Hallaj. Ia menampar pipinya dan memukul hidungnya begitu keras hingga darah mengaliri jubahnya. Al-Hallaj, kata para saksi, lalu sujud kepada Tuhan, sambil mengatakan :

اِلهِى اَصْبَحْتُ فِى دَارِ الرَّغَائِبِ أَنْظُرُ اِلَى الْعَجَائِبِ.

"Tuhanku, kini aku telah berada di Rumah Idaman. Aku melihat betapa banyak keindahan yang mengagumkan”.

Setelah itu ia berdo’a:

إِلهِى هَؤُلاَءِ عِبَادُكَ قَدِ اجْتَمَعُوا لِقَتْلِى تَعَصُّبًا لِدِينِكَ وَتَقَرُّبًا اِلَيْكَ, فَاغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ لَوْ كَشَفْتَ لَهُمْ مَا كَشَفْتَ لِى لَمَا فَعَلُوا مَا فَعَلُوا. وَلَوْ سَتَرْتَ عَنِّى مَا سَتَرْتَ عَنْهُمْ لَمَا ابْتُلِيْتُ مَا ابْتُلِيْتُ. فَلَكَ الْحَمْدُ فِيْمَا تَفْعَلُ وَلَكَ الْحَمْدُ فِيْمَا تُرِيْدُ.

“O, Tuhanku, mereka adalah hamba-hamba-Mu. Mereka telah berkumpul untuk membunuhku, karena semangat yang menggebu-gebu untuk membela agama-Mu dan ingin dekat dengan-Mu. Ampunilah mereka. Andai saja Engkau singkapkan kepada mereka seperti apa yang telah Engkau singkapkan kepadaku, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Andai saja Engkau membutakan mata-hatiku, seperti membutakan mata-hati mereka, niscaya aku tidak akan mengalami cobaan seperti ini. Hanya bagi-Mu lah segala puji atas apa yang Engkau putuskan, dan hanya bagi-Mu lah segala puji atas apa yang Engkau kehendaki”.

Ada beragam tanggapan orang sekitar alasan eksekusi terhadap al-Hallaj. Sejumlah ahli fiqh mengaggap vonis mati baginya adalah karena dia menentang ibadah Haji (abthala al Hajj). Menurut mereka al-Hallaj tidak mewajibkan kaum muslimin melaksanakan ibadah hajinya di Makkah, melainkan cukup di hati saja.

Sebagian orang berpendapat bahwa hukuman itu sebagai konsekuensi atas pandangan teologisnya yang “nyleneh”. Al-Hallaj memproklamirkan pandangan “pantheistik”-nya, “Wahdah al-Wujud”, Kesatuan Eksistensi atau kemanunggalan “Kawula-Gusti”.

Ucapannya yang sangat populer: “Ana al-Haqq”", “Akulah Kebenaran”, telah mengguncang hati dan pikiran keagamaan jagat raya manusia.

Sebagian yang lain berpendapat bahwa hukuman terhadap al-Hallaj lebih disebabkan karena motiv politik. Dia dituduh sebagai otak atau tokoh yang berada di belakang gerakan politik Qaramitah, kelompok keagamaan yang memberontak dan berusaha menggulingkan kekuasaan yang sah. Pendapat ini memperlihatkan kepada kita bahwa pembunuhan atas al-Hallaj tidak karena pandangan-pandangan sufismenya, tetapi lebih karena kepentingan politik kekuasaan. Al-Hallaj melawan kekuasaan yang tiranik. Wallahu A’lam.

***

Penulis: K.H. Habib Husein Muhammad
Editor: Muhammad Mihrob