Saat Diziarahi KH. Muntaha al-Hafizh, Pintu Makam Nabi Muhammad Saw Seketika Dapat Terbuka

 
Saat Diziarahi KH. Muntaha al-Hafizh, Pintu Makam Nabi Muhammad Saw Seketika Dapat Terbuka

LADUNI.ID, Jakarta - Kisah ini dituturkan oleh KH. Habibullah Idris yang menemani KH. Muntaha al-Hafizh ketika dia berkunjung ke beberapa negara di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, Iraq, Iran, Syiria, Turki, Mesir, dan Abu Dhabi.

Ketika melepas lelah dan istirahat di pemondokan di Madinah, KH. Muntaha al-Hafizh tertidur. Selepas tidur ia bangun malam. Jam dinding menunjukkan sekitar pukul 23.00 waktu setempat.

KH. Habibullah Idris menuturkan sehabis bangun tidur malam itu, KH. Muntaha al-Hafizh mengambil air wudlu dan bergegas pergi menuju keluar. Tentu saja Pak Habib mengikuti kemana Mbah Muntaha akan pergi. Apalagi dia pergi malam hari. “Mau pergi kemana Mbah ?”, “menuju makam Rasulullah,” jawab Mbah Mun singkat. Mengetahui Mbah Muntaha akan pergi ke makam Nabi Muhammad Saw. Pak Habib bermaksud mencegah.

Setiap orang tahu bahwa makam Nabi Muhammad yang terletak di Masjid Nabawi itu jika malam hari senantiasa dikunci dan dijaga oleh petugas keamanan yang selalu menjaga dengan tegas. Mbah Muntaha tetap saja pergi malam itu menuju Makam. Bahkan, seperti duko (Jawa halus marah) terhadap Pak Habib yang mencegahnya.

Akhirnya, Pak Habib pun mengikuti di belakang Mbah Muntaha.“Bagaimana akan menuju makam Nabi malam malam seperti ini? Pintunya pasti trekunci dan di jaga petugas yang tidak segan-segan memukul dengan pentungan di tangannya,”pikir Pak Habib dalam hati.

Akan tetapi ditepiskannya keinginan untuk mencegah Mbah Mun. Dan Pak Habib terus mengikuti dari belakang Mbah Mun. Ternyata, Mbah menuju ke salah satu makam Nabi. Yang mengherankan, pintu Makam Nabi tersebut ternyata kini terbuka lebar tidak ada yang menjaganya.

Padahal sungguh sesuatu hal yang mustahil apabila pintu itu terbuka lebar, apalagi tidak terjaga oleh petugas. Dalam ketakjuban Pak Habib mengikuti Mbah Muntaha menuju makam Nabi. Lama Mbah Mun terdiam. Kemudian, Pak Habib menyaksika Mbah Muntaha menangis di hadapan makam Nabi. Barangkali Mbah Muntaha sedang berhadapan dengan Nabi yang sebenarnya? Dan di situ Mbah Mun menjalankan sholat malam hingga waktu Shubuh menjelang. Ya, mengapa pintu makam Nabi yang biasanya selalu terkunci dan di jaga pada malam hari, bisa terbuka lebar untuk Mbah Muntaha?