Proporsi Berbakti di antara Ayah dan Ibu

 
Proporsi Berbakti di antara Ayah dan Ibu
Sumber Gambar: Freepik, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Menghormati kedua orang tua adalah sebuah kewajiban bagi setiap orang. Baik ayah maupun ibu, keduanya harus dihormati secara penuh. Namun, terkadang ada fakta bahwa anak lebih menghormati ayahnya dibanding ibunya, atau sebaliknya. Padahal konteks menghormati kedua orang tua adalah mencakup keduanya, dan bukan dengan saling menegasikan. 

Adalah benar, bahwa Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada seorang yang bertanya tentang siapa yang paling wajar mendapat pelayanan dan pengabdian, lalu beliau menjawab “ibumu” dan ketika beliau ditanya, “siapa lagi sesudahnya?” beliau masih menjawab “ibumu”. Demikian sampai tiga kali, baru beliau menjawab “ayahmu”. 

Berikut teks Hadisnya:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

"Ada seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, 'Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berhak atas baktiku?' Rasulullah lalu menjawab, 'Ibumu'. Orang tadi bertanya kembali, 'Lalu siapa lagi?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu'. Orang tadi bertanya kembali, 'Lalu siapa lagi?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu'. Orang tadi bertanya kembali, 'Lalu siapa lagi?' Rasulullah kemudian menjawab, 'Ayahmu.'" (HR. Muslim)

Lalu bagaimanakah jika dalam satu kesempatan ayah lebih membutuhkan kita terkait satu urusan, sementara ibu tidak dalam keadaan yang terlalu membutuhkan, apakah dalam konteks yang demikian itu ibu masih harus diutamakan atau bisa dikompromikan?

Mengenai hal itu, Abi Quraish pernah menerangkannya dengan sangat menarik, sebagaimana terdapat di dalam bukunya yang berjudul M. Quraish Shihab​ Menjawab 101 Soal Perempuan Yang Patut Anda Ketahui.

Beliau menerangkan bahwa jika ibu yang didahulukan itu memang wajar, bukan saja karena peranan ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusukan anak, masing-masing dari ketiga hal ini lebih berat ketimbang peranan bapak yang sekedar “menumpahkan benih”, dan itu pun dengan kenikmatan.

Namun demikian, itu bukan berarti ibu selalu harus didahulukan atas ayah. Karena bisa jadi ada situasi yang dialami ayah, yang menuntut untuk segara dipenuhi ketimbang ibu yang tidak mengalami situasi sepenting itu.

Dengan demikian, pengulangan tiga kali itu sekedar menunjukan keharusan mendahulukan ibu pada saat kondisi ibu serupa dengan kondisi ayah. Jadi, sekali lagi perlu ditegaskan bahwa menghormati kedua orang tua adalah mencakup keduanya, dan bukan dengan saling menegasikan. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 01 Desember 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim