Konsultasi Psikologi: Kenapa Anakku Tiba-tiba Marah?

 
Konsultasi Psikologi: Kenapa Anakku Tiba-tiba Marah?

Assalamu’alaikum wr wb

Perkenalkan kami punya anak laki-laki umur 3 tahun kurang lebih, dia punya adik perempuan berumur sekitar 4 bulan. Kesehariannya, si kakak ini tampak sayang banget sama adeknya. Sering diciumi, dipeluk atau diajak bermain. Namun demikian, kadang tiba-tiba si kakak suka marah-marah, sambil lempar mainan atau teriak-teriak. Ini cukup sering terjadi sih, terutama kalau sedang main sendiri. Kami ingin bertanya, itu kenapa ya, Pak? Dan apa yang harus kami lakukan untuk mengatasinya? Terima kasih banyak atas jawabannya, Pak.

Wassalamu’alaikum wr wb

Ayah A

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sebelumnya saya mengucapkan apresiasi kepada Bapak, karena bersedia membagi permasalahan anak Bapak dengan kita. Apalagi seorang ayah yang menceritakannya, hal yang jarang terjadi. Terima kasih, Pak. Mengenai permasalahan ananda, memang harus hati-hati dalam menyikapinya. Jangan sampai kemudian bertindak gegabah seperti memarahi anak atau bahkan menyebut sebagai anak nakal, dsb. Hal itu benar-benar harus dihindari.

Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

Pertama, cari tahu penyebabnya. Ketika melihat ananda tiba-tiba marah, cobalah tetap tenang sambil mencari tahu penyebabnya. Bisa sambil bertanya ke ananda jika memungkinkan,”Kakak kenapa?”, “Kakak marah sama siapa?”, dsb. Bisa saja ananda marah karena tidak ada teman bermain, atau marah karena mainnya rusak, atau marah karena kalah dalam bermain, atau marah justru karena mencari perhatian.

Baca juga: Bagaimana Mengajarkan Kesopanan pada Anak?

Kedua, bereaksi sesuai penyebab yang ditemukan. Jika poin pertama sudah diketahui, selanjutnya bereaksilah sesuai penyebabnya. Misalnya kalau ternyata butuh perhatian, maka orang tua harus memberi perhatian penuh ke ananda. Tinggalkan aktivitas Anda, lalu bermainlah bersama dengan ananda. Insya Allah, ananda akan berhenti marah dengan sendirinya.

Ketiga, hindari memberi label pada anak. Di saat anak marah, jika tidak pintar mengolah emosi, tidak jarang orang tua justru akan terpancing menjadi marah. Biasanya ketika marah, maka cenderung tidak rasional. Oleh karena itu, bisa saja tiba-tiba membentak anak, atau justru menyebut sebagai “anak nakal”, “anak tidak baik”, dsb. Hati-hati dengan label seperti itu, karena itu akan membekas dalam diri anak.

Baca juga: Sering Berbicara Sendiri, Anehkah?

Keempat, beri apresiasi kepada anak jika berhenti marah. Jangan lupa kasih penghargaan kepada anak jika marahnya reda. Bisa dalam bentuk pelukan, ciuman, senyuman sambil mengatakan misalnya, “Nah gitu, anak pintar”, “Anak baik ga boleh marah-marah ya..”, dsb.

Mungkin itu sedikit yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat,

Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi
 

Jadwal Praktek Konsultasi:
Tiap Rabu, 10.00 – 14.00 (atau dengan perjanjian terlebih dahulu)
Alamat: Jl. Damai III No. 57 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan