Buya Syakur: Allah Melihat Hati yang Mudah Merasakan Haru

 
Buya Syakur: Allah Melihat Hati yang Mudah Merasakan Haru

Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: ‘dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan’. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. (Soe Hok Gie)

LADUNI.ID, Jakarta - Sengaja penulis mengambil quote dari seorang aktivis mahasiswa angkatan 1965. Bukan karena ada tendensi apapun, melainkan sekadar benar-benar teringat dengan quote yang menurut si empunya quote itu adalah hal yang paling berharga dan paling hakiki dalam kehidupan, yaitu dapat mencintai, dapat iba hati, dan dapat merasai kedukaan.

Hal yang penting dan hakiki dalam kehidupan itupun kemudian dapat kita refleksikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi, hanya orang-orang yang berhati sensitif dan baik lah yang dapat merasakan hal penting itu. Sangat jarang orang yang berhati keras kemudian lunak dan bisa merasakan iba hati dan merasakan kedukaan dalam dirinya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh KH Buya Syakur Yasin, seorang ulama yang dalam pandangan penulis adalah tokoh tasawuf dan bahkan tidak sedikit orang yang menganggap beliau waliyullah. Wallahu a’lam. Buya Syakur mengatakan bahwa kehidupan ini dan segala isinya memang sudah dibuat berbeda-beda oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Jarang (untuk tidak mengatakan tidak ada) yang benar-benar memiliki kesamaan antara satu orang dengan orang lain, kecuali di film-film.

Bahkan, dalam penjelasan Buya Syakur, kalau kita tes DNA, tidak ada orang yang DNA-nya benar-benar sama. Hanya ada kemiripan jalur pada saat tes DNA, tetapi masing-masing punya keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain, contoh hidung tidak sama, mata tidak sama, jari, bahkan suara saja tidak ada yang sama, sealam dunia raya tidak ada yang benar-benar memiliki kesamaan secara sempurna.

Demikian juga hati, setiap orang memiliki hati yang berbeda-beda. Ada yang nakal, ada yang bangor, ada hati yang kasar, tetapi juga ada orang yang memiliki hati yang baik. Nah, orang-orang yang memiliki hati yang baik inilah yang biasanya termasuk orang-orang yang punya tingkatan sensitivitas sangat tinggi sekali, itu akan mudah terharu. Apalagi melihat penderitaan orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kedatangan pengemis di rumah. Pengemis itu biasanya menggendong anak yang sangat kurus sekali, bahkan kadang matanya dikerubuni lalat. Pada pengemis dan anak yang digendog itu, kita kadang bukan hanya sekadar memberi, tapi kita juga merasakan kesedihannya. Orang yang biasanya cuek saja juga akan merasa sedih jika memiliki hati yang baik dan melihat kenyataan orang seperti itu.

Artinya, dalam penjelasan Buya Syakur, keterharuan dan kesedihan itu akan mudah dirasakan, dan mudah masuk ke hatinya orang-orang yang baik itu. Maka sesungguhnya, hati yang baik itulah yang akan diperhitungkan oleh Allah. Bukan berapa banyak uang yang telah dikeluarkan. Tapi keterharuan hatimu dalam melihat penderitaan orang lain itulah paling hebat.

Oleh karenanya, ini penting dan bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama bahwa seperti apapun keadaan hidup kita pribadi, jika penghilatan kita mendapati suatu kenyataan yang amat menyedihkan dan mengharukan, saat itulah kita sebenarnya sedang belajar menjadi orang baik, yakni orang-orang yang bisa merasakan keduakaan dan memberikan bantuan berdasarkan rasa keterharuan yang kita rasakan.

Akhirnya tulisan ini sekadar rangkuman sekaligus hikmah yang dapat dipetik dari ceramah KH Buya Syakur Yasin mengenai bagaimana Allah melihat hati yang baik, hati yang mempu merasakan keterharuan dan kedukaan. Bukan melihat seberapa banyak sesuatu yang akan kita berikan kepada orang lain. Semoga bermanfaat.