Biografi KH. Asror Ridwan

 
Biografi KH. Asror Ridwan
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi Profil KH. Asror Ridwan

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Pendidikan
  4. Mendirikan Pesantren
  5. Chart Silsilah Sanad

Kelahiran

KH. Asror Ridwan lahir pada tahun 1910-an di Kampung Kauman, Kaliwungu. Beliau merupakan putra dari KH. Ridwan.

Nasab dari jalur ayahnya, KH. Asror Ridwan masih keturunan Ki Ageng Tarub atau lebih dikenal dengan sebutan Joko Tarub.

Selain itu, sang ayah juga merupakan adalah sosok yang rajin dan istiqomah dalam membaca Al-Qur’an, meskipun KH. Ridwan tidak hafal Al-Qur’an atau bahkan sudo rungu, tapi KH. Ridwan dapat menyimak dan mengoreksi seseorang yang sedang  mengaji.

Wafat

KH. Asror Ridwan wafat pada hari Selasa tanggal 16 Juni 1987 M atau bertepatan dengan tanggal 19 Syawal 1407 H, pukul 05.30 WIB.

Ribuan orang mengantarkan kepergian jenazah beliau, mengantarkan seorang ulama yang disegani masyarakatnya karena ketawadhu’an, kedermawanan dan kesantunannya. Beliau dimakamkan di samping makam ayah dan kerabatnya, seperti KH. Irfan dan KH. Humaidullah Irfan.

Pendidikan

Pada waktu kecil, KH. Asror Ridwan dididik oleh ayahnya sendiri, setelah beranjak dewasa, pemuda KH. Asror mengaji atau berguru kepada ulama Kaliwungu yang juga masih kerabat dengan ayah dan ibunya. Diantara Guru-gurunya adalah KH. Ahmad Ru'yat (saudara sepupu), KH. Ahmad Badawi (kakak ipar) dan masih banyak lagi ulama lain yang mendidik beliau.

Pada masa menuntut ilmu, KH. Asror dikenal tekun dan disiplin sehingga walaupun beliau sangat lama menuntut Ilmu di daerahnya sendiri, namun karena ketekunannya, beliau bisa menguasai Ilmu-ilmu yang diperoleh dari guru-gurunya. Diantaranya adalah beliau hafal Al-Qur’an, hafal Qira’ah Sab’ah, hafal kitab Tafsir Jalalain, hafal kitab Fathul Mu’in dan menguasai ilmu-ilmu syari’ah lainnya.

Walaupun beliau menguasai banyak ilmu, namun beliau dikenal masyarakat sebagai seorang kiai yang tawadhu’, santun dan loman (dermawan). Sehingga banyak masyarakat yang ta’dhim  kepada beliau, sampai-sampai konon katanya, apabila ada seseorang yang naik sepeda lewat di depan rumahnya, sepeda tersebut dituntun sebagai penghormatan kepada beliau.

Pada suatu hari, beliau dipanggil oleh KH. Ahmad Ru'yat yang tidak lain adalah guru sekaligus saudara sepupu beliau. Beliau diminta oleh KH. Ahmad Ru'yat untuk mengajar/mulang masyarakat setiap pagi hari (ba’da subuh), agar masyarakat tidak buta akan ilmu-ilmu agama khususnya ajaran Al-Qur’an.

Dengan keta’dhiman dan keikhlasan, beliau menyanggupi permintaan gurunya tersebut. Pengajian yang diajarkan beliau adalah kitab Tafsir Jalalain, tetapi sebelum beliau memulai mengajar, terlebih dahulu beliau membaca Al-Qur’an bil ghaib sekedar beberapa ayat dan disimak oleh masyarakat yang mengaji.

Ratusan orang setiap pagi berbondong-bondong mengaji kepada beliau, mungkin dikarenakan beliau merupakan salah seorang santri kesayangan KH. Ahmad Ru’yat, mungkin juga karena kealiman beliau yang menguasai berbagai bidang Ilmu Agama (Ulumulqur’an dan Ulumussyari’ah) dan mungkin juga dikarenakan ketawadhu’an, kelomanan dan kesantunan beliau kepada setiap orang. Allahu A’lam 

Pengajian Tafsir Jalalain ini bertempat di sebuah Majlis Ta'lim samping rumah beliau atau tepatnya di sebelah utara Masjid Besar Al-Muttaqin Kauman Kaliwungu Kendal. Disamping itu, KH. Asror juga mengajar para santri di Ponpes-nya sendiri (PPTQ Al-Asror) dan di Pondok Pesantren APIK Kauman yang merupakan peninggalan kerabat Ayah beliau yaitu KH. Abdurrasyid bin Musa (kakak KH. Ridwan) dan KH. Irfan bin Musa (kakak KH. Ridwan).

Ini adalah bukti pengabdian beliau kepada para santri dan masyarakat serta usaha beliau mensyi'arkan ilmu dan syari'at Islam kepada seluruh santri dan masyarakat. Beliau juga dipercaya menjadi Imam Shalat Tarawih di Masjid Besar Al-Muttaqin Kaliwungu.

Diantara murid/santri beliau banyak yang menjadi tokoh/ulama di daerahnya, diantaranya adalah KH. Dachlan Salim Zarkasyi Semarang yang merupakan perintis/penemu Metode Qira’ati dan konon katanya, metode ini merupakan metode membaca Al-Qur’an  yang pertama kali ada di Indonesia. Dan juga masih banyak lagi santri/murid beliau yang lain yang menjadi ulama/tokoh masyarakat.

Mendirikan Pesantren

Diantara jasa dan peninggalan KH. Asror Ridwan yang masih lestari dan diteruskan adalah PPTQ Al-Asror dan Pengajian Tafsir Jalalain yang sekarang diasuh oleh putra beliau yaitu, KH. Nidhomuddin Asror. Juga pengembangan Pondok Pesantren APIK Kauman serta pendirian Ponpes ARIS yang tidak lepas dari jasa beliau dan ulama lain yang masih kerabat beliau, diantaranya KH. Humaidullah Irfan, KH. Ibadullah Irfan dan KH. Ahmad Dum Irfan atas ide dan perintah langsung KH. Ahmad Ru'yat yang masih merupakan saudara sepupu beliau.

Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Asror Ridwan dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 19 Oktober 2020, dan terakhir diedit tanggal 02 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya