Renungan dari Kematian Seorang Artis

 
Renungan dari Kematian Seorang Artis

LADUNI.ID, Jakarta - Empat puluh tahun (40 th) telah kembali kepada Allah. Karir sedang di atas, istri cantik dan karirnya hebat, soal materi berkecukupan. Namun semua harus ditinggalkan oleh Ashraf suami BCL (Bunga Citra Lestari).

Tak pernah terdengar sakit. Selalu tersenyum nampak di TV. Nampaknya baik-baik saja.

Tapi, Sang Pemilik Segalanya sudah memanggil. Maka ia harus pulang ke haribaan. Tanpa bawa apa-apa. Rumah mewah tertinggal, istri cantik berkarir hebat ditinggal, mobil mewah ditinggal, anak ditinggal, karir ditinggal, semua yang ada di dunia tak ada yang bisa dibawa.

Meninggal dimandikan, dikafani, dikubur oleh orang-orang sekeliling. Bukan orang yang jauh. Dan juga tidak dilakukannya sendiri.

Itulah kematian, ia tidak berkabar, ia tidak permisi!

Sungguh tak ada yang pantas dibanggakan. Kerja kinerja, perbuatan baik kita? Itu juga tak pantas, karena semua juga bukan karena diri kita sendiri. Semua adalah Allah yang punya. Allah yang berhak menilai.

Lalu diri kita, apa yang mampu dibanggakan? Semua titipan sementara, bukan?

Semua yang ada di dunia tak mampu menghalangi ajal untuk  kembali kepada Allah.

Umur kita berapa? Kita dititipi apa? Kita pun telah makin dekat dengan kematian. Apa yang patut dibanggakan?

Saatnya untuk menunduk. Saatnya untuk segera sadar. Segera mendekat pada Allah, dekat dengan masjid dan Al Qur'an. Dekat dengan orang-orang shalih dan menjauh lah dari potensi dosa dan maksiat.

Menghancurkan keangkuhan status dan jabatan. Meletakkan dunia dan segala isinya. Segeralah bertaubat dan segeralah memuliakan orang-orang yang di sekeliling.  Segeralah menyadari segala perbuatan dan perilaku tidak patut dan tidak pantas. Menyelesaikan semua kewajiban. Dan memberi hak orang yang berhak. Menghapus air mata mereka menggantinya dengan tawa bahagia.

Karena ajal tak tahu di umur berapa menghampiri.  Kita sudah divonis mati oleh Allah, tinggal menunggu antrian!