ICAO Sebut Maskapai Penerbangan Rugi Rp70 Triliun karena Coronavirus

 
ICAO Sebut Maskapai Penerbangan Rugi Rp70 Triliun karena Coronavirus

LADUNI.ID, Jakarta - Bandara Soekarno-Hatta sudah resmi menutup penerbangan dari dan ke China setelah penerbangan terakhir pukul 23.45 WIB pada Selasa (4/2) lalu. Penerbangan terakhir dari Bandara Soekarno-Hatta ke China yakni Maskapai China Eastern MU 5070 tujuan Pudong Shanghai, China.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Persero Muhammad Awaluddin mengatakan ada tiga maskapai domestik yang melayani penerbangan ke China dan harus ditutup sementara yakni Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air.

“Ditambah dengan maskapai asingnya ada Air China, China Southern. Tiga masakapai domestik dan lima maskapai asing menghentikan sementara dari dan menuju ke China,” terang Awaluddin, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman hajinews.

Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan penutupan tersebut kemungkinan akan berlaku untuk tahap pertama selama 30 hari ke depan. “Tahap pertama 30 hari sejak malam hari ini dan kami masih tunggu lanjutan dari regulator,” ujarnya.

Awaluddin juga mengatakan bahwa masyarakat yang sudah terlanjur membeli tiket pesawat penerbangan dari dan menuju China termasuk kebijakan refund dikembalikan ke maskapai penerbangan masing-masing.

“Kami sudah rapat dengan seluruh maskapai jadi hal-hal yang tentang kewajiban maskapai harus dilakukan termasuk refund,” ujarnya.

Sementara itu, International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merupakan lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melaporkan wabah virus corona yang terjadi belakangan ini bakal membuat bisnis maskapai penerbangan dunia kehilangan pendapatan hingga US$ 4-5 miliar, atau sekitar Rp 70 triliun.

ICAO ini juga menyebutkan ada 70 maskapai penerbangan di seluruh dunia yang membatalkan penerbangan dari dan menuju China. “Estimasi sementara menunjukkan, ada pengurangan hampir 20 juta penumpang yang terjadi,” tulis AFP Jumat (14/2/2020).

Berdasarkan penghitungan, maskapai Jepang sepertinya yang bakal terhantam paling keras dari berkurangnya jumlah penumpang dari China pada kuartal I-2020 ini. Negara tersebut bisa kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata US$ 1,29 miliar atau sekitar Rp 18 triliun.

Selain Jepang, Thailand juga bakal kehilangan pendapatan sektor pariwisata US$ 1,15 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.

Menurut ICAO, virus corona bernama COVID-19 ini bakal menghantam industri maskapai penerbangan lebih keras dibandingkan penyebaran SARS pada 2002-2003.

Wabah virus corona hingga Jumat (14/2/2020), telah menewaskan sedikitnya 1.489 orang dan menginfeksi 64.600 orang di China. Sementara di luar China, ada sekitar 600 kasus virus tersebut, yang terjadi di 30 lokasi.