Ziarah di Makam KH Ahmad Umar Abdul Mannan, Sang Wali Autad

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH Ahmad Umar Abdul Mannan, Sang Wali Autad

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta -  KH. Ahmad Umar Abdul Manan merupakan salah seorang tokoh ulama kharismatik dari Solo sebagai seorang pengasuh Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan dan penghafal al-Quran yang diberi keistimewaan mengetahui banyak tentang rahasia kandungan al-Quran. 

KH. Ahmad Umar Abdul Manan selalu menjadi rujukan utama bagi santri-santri yang ingin mengaji al-Quran, baik Bin Nadzar maupun Bil Ghaib. Meski demikian, tidak semua santri mendapatkan ijazah dan sanad langsung dari Mbah Umar. Sebab Mbah Umar terbilang sangat hati-hati dalam memberikan ijazah. Meski santri tahfidzul Qur'annya ribuan, namun tidak banyak santri yang telah mendapatkan ijazah sanad al-Quran dari beliau.

Meskipun Mbah Umar tidak pernah mengemban amanah di kepengurusan NU secara struktural, namun dukungannya kepada NU begitu besar. Alkisah, ketika NU memutuskan keluar dari Masyumi, setelah isitikharah Mbah Umar langsung mengganti plang Masyumi yang tadinya dipasang di sekitar kompleks pondok dengan plang NU.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.

- iOS: https://sin.do/u/ios

Profil

KH. Ahmad Umar Abdul Mannan lahir pada hari Sabtu Pahing, 5 Agustus 1916. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Abdul Mannan dengan Nyai Zaenab.

KH. Ahmad Umar Abdul Mannan selalu menjadi rujukan utama bagi santri-santri yang ingin mengaji al-Quran, baik Bin Nadzar maupun Bil Ghaib. Meski demikian, tidak semua santri mendapatkan ijazah dan sanad langsung dari Mbah Umar. Sebab Mbah Umar terbilang sangat hati-hati dalam memberikan ijazah. Meski santri tahfidzul Qur'annya ribuan, namun tidak banyak santri yang telah mendapatkan ijazah sanad al-Quran dari beliau.

Meskipun KH. Ahmad Umar Abdul Mannan tidak pernah mengemban amanah di kepengurusan NU secara struktural, namun dukungannya kepada NU begitu besar. Alkisah, ketika NU memutuskan keluar dari Masyumi, setelah isitikharah KH. Ahmad Umar Abdul Mannan langsung mengganti plang Masyumi yang tadinya dipasang di sekitar kompleks pondok dengan plang NU.

KH. Ma'shum Ahmad Lasem suatu ketika pernah berkata " Ada beberapa ulama yang menjadi paku bumi tanah Jawa, mereka adalah KH. Arwani Amin Kudus, KH. Abdul Hamid Pasuruan, Habib Anis bin Alwi al-Habsyi Solo dan KH. Ahmad Umar Abdul Manan Mangkuyudan."

Guru-guru beliau di antaranya:
1. Prof. KKH. R. Muhammad Adnan atau Den Kaji Ngadenan
2. KH. Dimyati Abdullah
3. KH. R. Moenawwir
4. KH. Zanuddin

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Umar Abdul Mannan Mangkuyudan

Lokasi Makam
KH. Ahmad Umar Abdul Manan wafat pada tanggal 11 Ramadhan 1400 H/24 Juni 1980 M, meninggalkan seorang istri, Ibu Nyai Hj. Shofiyyah Umar alias Mbah Ti. Atas permintaan dua sahabatnya, KH. Abdul Ghoni Ahmad Sajadi dan H. Wongso Bandi, jenazah sang wali autad ini dimakamkan di belakang Masjid Al-Muayyad di tengah kompleks pesantren yang didirikan beliau. 

Haul
Haul KH. Ahmad Umar Abdul Manan diperingati tiap bulan Ramadhan di Pesantren Al-Muayyad.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani
1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah.
Makam KH. Ahmad Umar Abdul Manan banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Surakarta saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di KH. Ahmad Umar Abdul Manan

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa, dan bertawassul di makam KH. Ahmad Umar Abdul Manan, maka kemudahan dalam hajatnya, diberi Kemudahan mendapatkan Ilmuyang bermanfaat, diberi kemudahan dalam mencapai cita-citanya, diberi kemudahan mendapatkan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Solo di antaranya:
Serabi Notosuman, Batik Solo, Barang Antik, Serundeng, Emping Melinjo, Ampyang, Blangkon Solo, Solo Floss Roll, Serbat Jahe, Rambak Petis, Kue Mandarijn Solo

 

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil
Raden Patah atau Raden Fattah lahir pada tahun 1455 M beliau terlahir dengan nama Raden Djoko Probo yang di kemudian hari diberi nama oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi dengan Nama Raden Hasan. Raden Patah masih keturunan langsung dari Prabu Brawijaya V Bhre Kertabhumi dari ibu yang yang berdarah Cina putri dari Syekh Bentong atau lebih di kenal dengan Putri dari Cina atau ada yang menyebutkan bernama Siu Ban Ci. 

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. Arya Damar atau Ario Abdillah
  2. Sunan Ampel

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Raden Patah

Lokasi Makam
Raden Patah diperkirakan meninggal pada tahun 1518 an diusia 63 tahun karena sakit yang dideritanya. Beliau dimakamkan tidak jauh dari masjid Agung Demak 

Haul
Haul Raden Patah diperingati tiap tahun pada tanggal 13 Jumadil Akhir tahun hijriah

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani
1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah
Makam Raden Patah banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Demak saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman masjid Demak.

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah dan berdoa di makam Raden Patah, maka segala hajat pasti akan terkabul. Bahkan bagi beberapa kalangan, mereka meyakini bahwa karomah dari Raden Patah bisa meningkatkan derajat, diberi kemudahan dalam mencari mata pencaharian. Karena itu tak jarang yang datang ke sana adalah orang-orang dari golongan pejabat. Selanjutnya bagi para pedagang, berdoa di makam ini konon adalah jaminan kesuksesan dalam usaha yang dijalankannya.

Oleh-oleh
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Demak di antaranya:
Kerupuk Udang Tambak, Brayo, Kerupuk Catak, Abon Lele, Koktail Belimbing, Jambu Air, Ikan Crispy, Wingko Salem.

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

, jenazah sang allamah dimakamkan di belakang masjid Al Muayyad, di tengah kompleks pesantren yang didirikannya.

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/55044/sekilas-riwayat-kiai-umar-al-muayyad-solo