Ziarah di Makam KH. Badri Masduqi, Muasis Pondok Pesantren Badridduja Probolinggo

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Badri Masduqi, Muasis Pondok Pesantren Badridduja Probolinggo

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Badri Masduqi adalah ulama kharismatik kelahiran Prenduan, Kabupaten Sumenep, pulau Madura ini, juga dikenal sebagai tokoh muqaddam Tarekat Tijaniyah, serta memiliki wawasan luas sehingga sering disebut sebagai kiai multidimensi. KH. Badri Masduqi juga pendiri pondok pesantren Badridduja, Krakasaan, Porbolinggo.

Profil

KH. Badri Masduqi lahir di desa Parenduan Sumenep Madura, dua tahun sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 1 Juni 1942, dari seorang ayah KH Mashduqi dan Nyai Musyarroh.

Kiai Badri tumbuh besar di bawah asuhan tunggal sang ibu. Selain didikan dari ibundanya, ia mendapat pengajaran dan asupan ilmu dari sang kakek, Kiai Miftahul Arifin, serta sang paman, Kiai Sufyan, yang berasal dari Situbondo.  Dari sang paman, ia mendapat pelajaran tauhid, fikih, dan mengaji kitab Ta'llim al-Muta'allim. Badri kecil belajar agama pada malam hari, sedangkan pada siang harinya ia mengikuti pendidikan formal di sekolah rakyat pada 1950 tetapi hanya sampai kelas IV.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Badri Masduqi

Guru-Guru Beliau

  1. KH. Ahmad Djauhir
  2. KH. Cholil Nawawi
  3. KH. Abd. Adzim bin Oerip 

Lokasi Makam

Makam KH. Badri Masduqi berada di pemakaman keluarga Pesantren Badridduja Kraksaan, Probolinggo.

 

Haul

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Badri Masduqi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Probolinggo saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Pesantren Badridduja Kraksaan, Probolinggo.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Badri Masduqi, Dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam mencari ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia, dimudahkan dalam mencari jodoh, dan dimudahkan dalam memperoleh keturunan anak yang sholeh dan sholehah.

Peninggalan

Beliau mendirikan pondok pesantren Badridduja, Krakasaan, Porbolinggo, Jawa Timur, di atas lahan seluas kurang lebih satu hektare. Setelah berhasil mengembangkan pesantren, pada 1969 beliau mendirikan madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun kemudian pada 1972 mendirikan madrasah tsanawiyah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Probolinggo di antaranya:
Mangga, Keripik Kentang, Bawang Goreng, Abon Tongkol, Anggur, Sirup Pokak, Rengginang, Sirup Mangga, Sirup Mangrove, Sambal Udang, Petis Udang

 

 

 

 

 

 

 

 

Biografi Singkat

 

Kiai Badri lahir sebelum Indonesia merdeka, yaitu 1 Juni 1942. Di masa kecil, beliau belajar membaca al-quran kepada orang tuanya, Nyai Muyassaroh, sekaligus memperoleh didikan yang baik dari kakeknya, Miftahul Arifin yang tinggal di daerah Pamekasan, Madura. 

semasa muda Badri muda pernah mondok di pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo mampu menghafal Alfiyyah 1000 bait dalam kurun 25 hari pada tahun 1950. Kemudian tahun 1956 melanjutkan ke pesantren Bata-Bata Pamekasan. Pada tahun 1956-1959 beliau  melanjutkan ladi mondok di pesantren Sidogiri Pasuruan . selanjutnya tahun1959-1965 beliau mondok di pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Berbekal ilmu yang diperoleh di sejumlah pesantren, tak heran bila Kiai Badri kemudian dikenal sebagai sosok ulama yang ahli di bidang ilmu fiqh dan tasawuf. Saat mendirikan pesantren, 28 Januari 1967 silam, konon pelajaran fiqh dan tasawuf mendapatkan porsi lebih.

Di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), nama Kiai Badri cukup populer. Beliau pernah menjadi Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Menjadi Ketua Syuriyah Pengurus Cabang NU Kraksaan, serta masuk dalam jajaran Pengurus Wilayah NU Jawa Timur.

Sebagai seorang kiai, ia memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan pesantren. Tidak heran bila aktivitas sehari-harinya ia gunakan untuk mengajar, mendidik di pesantren Badridduja, Kraksaan, Probolinggo.

Dakwahnya go internasional, terutama Singapura dan Malaysia, kata Direktur Syekh Badri Institute (SBI), Saifullah kepada TIMES Indonesia, Minggu (14/5/2017). Kiai Badri sangat aktif di forum-forum kajian, bahtsul masa'il, halaqah, dan seminar.

Kiai Badri yang wafat tahun 2002, dimakamkan di pemakaman keluarga di pesantren Badridduja Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur.
 

Lokasi Makam

Makam KH. Badri Masduqi berada di pemakaman keluarga Pesantren Badridduja Kraksaan, Probolinggo.