Ziarah di Makam Ki Ageng Kiringan, Pendakwah Islam Tayu Pati

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Ki Ageng Kiringan, Pendakwah Islam Tayu Pati

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syekh Abdullah Asyiq atau Ki Ageng Kiringan beliau adalah waliyullah sakti, penyebar agama islam di desa Tayu sekitarnya. Ki Ageng Kiringan

 Peran Syeikh Abdullah Asyiq terhadap desa Kiringan Pundenrejo sangatlah besar. Sehingga nama beliau sangat harum dan banyak dihormati oleh masyarakat luas. Dahulu tongkat yang digunakan saat khotib berkhutbah Jum’at jumlahnya ada 2 (dua) buah. Namun waktu itu sungai Kiringan terjadi banjir bandang dan sampai mengikis dukuh Kiringan tinggal beberapa meter dibelakang masjid.  

Dan bila terjadi banjir terus menerus tidak menutup kemugkinan tanah yang ada dibelakang masjid akan terus terkikis dan membahayakan masjid serta pemakaman yang ada di belakang masjid. Maka suatu ketika terjadi banjir besar lagi yang sangat membahayakan keberadaan masjid, maka oleh Ki Ageng Kiringan diambilnya salah satu tongkat tersebut dan ditancapkan ditempat yang dilanda banjir.

Anehnya sewaktu tongkat ditancapkan ditanah, banjir yang semula akan menerjang masjid Kiringan, tiba-tiba pindah/bergeser ke selatan dukuh Kiringan. Lokasi bekas sungai tersebut, dinamakan Kali Tengah, yang artinya bekas tengah-tengah sungai yang menjadi area persawahan yang sangat subur.

Profil

Syekh Abdullah Asyiq adalah ulama sakti penyebar agama islam di wilayah Tayu, Pati yang memiliki gelar Ki Ageng Kiringan, beliau adalah putra dari Muhammad Abdul Syukur yang merupakan salah satu dari murid Sunan Muria yang diberi tugas untuk menyebarkan agama islam di desa Tayu dan sekitarnya.

Ki Ageng Kiringan mempunyai istri yang bernama Dewi Limaran dan dikaruniai seorang putri yang ia beri nama Sumiyem atau nyi Branjung dan seorang putra yang bernama Saridin atau Syeikh Jangkung.

Guru-Guru Beliau
Sunan Muria

Lokasi Makam

Makam Ki Ageng Kiringan terdapat di di Dusun Kiringan Kidul, Desa Pundenrejo, Tayu, Pati, atau 30 Km dari Kota Pati arah jalan Tayu Jepara.


 

Haul

Haul Ki ageng Kiringan dilaksanakan setiap tanggal  7 sd 9 bulan besar, biasanya ribuan peziarah dari berbagai penjuru datang berduyun-duyun ke Makam Ki Ageng Kiringan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Ki Ageng Kiringan banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Patii saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Komplek Pemakaman pesantren Al Azhar Tugung, Sempu, Banyuwangi.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Ki Ageng Kiringan, dikabulkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam mencari jodoh, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

1. Masjid Jami' Kiringan

Menurut riwayat Masjid Jami' Kiringan didirikan oleh Ki Ageng Kiringan atau Syech Abdullah Asyiq, sebagai pusat penyebaran Islam di daerah Tayu dan sekitarnya. Mengenai tahun berdirinya sampai sekarang belum diketemukan bukti-bukti otentiknya. Namun dahulu masjid Jami' Kiringan pernah mengalami pemugaran, yang pertama di Jaman Lurah Ayahnya Mbah Wiryo Wiyoto tahun 1925 M.

Berdirinya Masjid  Jami' Kiringan sendiri konon disertai datangnya angin kencang dan tidak diketahui asal usulnya. Dan tembok Masjid Jami' Kiringan terbuat dari batu bata dengan ukuran 40 X 25 cm dengan ketebalan sekitar 10 Cm. Bukti batu bata untuk pembuatan Masjid Jami' Kiringan sampai sekarang masih tersimpan beberapa biji dan bisa dilihat di Kiringan. Saat ini Masjid Jami' Kiringan sudah dipugar lagi dan bentuknya lebih modern, tetapi tidak mengurangi keaslian nya.

2. Beduk Masjid

Di sekitar makam Ki Ageng Kiringan terdapat beduk sampai sekarang ini, menurut cerita dari orang-orang terdekat makam beduk itu berbunyi sendiri seperti tanda ketika akan terjadi banjir bandang di wilayah sungai Kiringan, di dalam beduk itu pun juga terdapat sebuah piring kecil, tetapi sayang sekali kondisi piring tersebut sudah pecah karena mungkin dari warga sekitar tidak ada yang merawatnya,

3. Tongkat Khotib

Di sana juga peninggalan Ki Ageng Kiringan berupa tongkat pegangan khotib, konon menurut sejarah memang pada saat dahulu sungai Kiringan meluap menjadikan banjir bandang yang membahayakan masjid dan pemakaman di belakangnya, saat itu Ki Ageng Kiringan mengambil tongkat pegangan khotib dan langsung menancapkan tongkat tersebut di tanah seketika itu juga banjir seakan-akan bisa dipindah arahkan ke selatan desa Kiringan, memang semua itu atas perlindungan Allah semata.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Pati di antaranya:
Kerupuk Udang Tambak, Brayo, Kerupuk Catak, Abon Lele, Koktail Belimbing, Jambu Air, Ikan Crispy, Wingko Salem.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lintas Sejarah

 

Peninggalan-peninggalannya:

 


Lokasi Makam Ki Ageng Kiringan