Ziarah di Makam Habib Utsman Bin Yahya, Sang Mufti Betawi Termasyur

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Habib Utsman Bin Yahya, Sang Mufti Betawi Termasyur

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Habib Utsman Bin Yahya merupakan salah satu ulama Betawi termasyur di masa itu. Beliau mendapatkan gelar sebagai Mufti Agung Batavia, gelar yang sangat langka ditemui di Indonesia. Habib Utsman Bin Yahya diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Inlandsche Zaken.

Habib Utsman Bin Yahya memiliki keistimewaan dibanding ulama Betawi lainnya, Habib Utsman Bin Yahya bernama lengkap Utsman bin Abdullah bin Agil bin Yahya atau lebih dikenal dengan nama Habib Ustman bin Yahya. Ulama kelahiran Jakarta tersebut merupakan salah satu cendekiawan Muslim yang aktif menciptakan karya-karya tulis, baik berupa kitab, risalah, maupun manuskrip.

Profil

Sayyid Utsman lahir di Kampung Arab (Pekojan) Jakarta Barat pada tanggal 17 Rabi’ul Awwal 1238 H atau 1822 M dan kemudian menetap di Petamburan Jakarta Pusat.

Nama lengkap beliau adalah Al-Habib Utsman bin Yahya bin Aqil bin Syeikh bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya. Ayahnya adalah Abdullah bin Aqil bin Syeikh bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya. Sedangkan ibunya adalah Aminah binti Syekh Abdurahman Al-Misri.

Habib Utsman diangkat menjadi mufti setelah 22 tahun menimba ilmu di lebih 10 negara. Ia kembali ke Betawi pada 1279 H bulan Rabiul Awal. Beliau menjadi mufti di Indonesia pada pertengahan abad ke-19. Untuk diketahui, mufti adalah seorang ulama yang mengeluarkan fatwa sebagai jawaban atas persoalan umat berkaitan dengan hukum Islam.

Sebagai seorang mufti, Habib Utsman dikenal sebagai ulama berpengaruh. Beliau sangat produktif menulis kitab menyangkut berbagai masalah agama. Tercatat sekitar 100 kitab telah ditulisnya. Kitabnya dalam huruf ‘Arab gundul’ masih bisa dilihat di Gedung Arsip Nasional, Salemba, Jakarta Pusat. Sifat Doe Poeloeh dan Irsyadul Anam adalah dua di antara sekian banyak kitab karangannya yang masih menjadi bacaan di majelis-majelis taklim di Jakarta dan sekitarnya.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Habib Utsman bin Yahya

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Sheikh Abdurrahman bin Ahmad Al-Mishri
  2. Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan
  3. Habib Abdullah bin Umar bin Yahya
  4. Habib Husein bin Abdullah bin Tahir

 

Lokasi Makam

Sebelum wafat Sayid Usman berpesan agar makamnya tidak dibuat kubah dan tidak perlu mengadakan haul untuk dirinya. Sayid Usman wafat pada 21 Shofar 1331 H atau bertepatan 19 Januari 1914 M, jenazahnya dimakamkan di TPU Karet, Jakarta. Namun pada masa Gubernur Ali Sadikin, makam Sayyid Usman digusur dan oleh pihak keluarga dipindahkan ke Pondok Bambu. Sekarang makamnya masih terpelihara dengan baik di sebelah Selatan Masjid Al-Abidin di Jalan Masjid Abidin Sawah Barat, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Habib Utsman Bin Yahya banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Jakarta saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di di Kompleks pemakaman Masjid Abidin, Sawah Barat, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makamHabib Utsman Bin Yahya, dimudahkan dalam mencari ilmu,  dimudahkan dalam derajatnya, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Kitab-Kitab Karya Habib Usman
Karya-karyanya ditulis dalam bahasa Arab, Melayu Jakarta, Jawa dan Sunda. Beberapa buku karanganya yaitu :
1. Jawazu Ta'addudil Jumu'ah, ditulis tahun 1286 H.
2. Manhaj al-Istiqamah fi ad-Dini bi as-Salamah, selesai pada 5 Zulkaedah 1307 H/1890 H.
3. Mazil al-Auham wa at-Taraddud fi Amri Shalah al-Jumu'ah Ta'addud, ditulis tahun 1312 H.
4. Taftih al-Maqallatain wa Tabyin al-Mufsidin al-Makhba-ataini fi ar-Risalah al-Ma'mati bi Shulhi al-Juma'ataini, ditulis tahun 1313 H.
5. Al-Qawanin asy-Syar'iyah, ditulis tahun 1317 H.
6. Perhiasan Bagus.
7. Shifat Dua puluh.
8. Samth asy-Syuzur wa al-Jawahir fi Hilli Takhshish an-Nuzur li as-Sadah.
9. Kitab al-Faraidh.
10. Hadits Keluarga.
11. Maslak al-Akhyar.
12. Abadul Insan.
13. Iqazhuniyah fi ma Yata'allaqu bi Lahillah wa Shiyam.
14. Az-Zahrul Basim.
15. I'anah al-Mustarsyidin.
16. Thariq as-Salamah.
17. Salam al-Muslimin.
18. Terjemah Hukum Islam.
19. Sa'adah al-Anam.
20. Tamyiz al-Haq.
21. Perihal Hukum Azan.
22. Irsyad al-Anam.
23. Taftih al-'Uyun.
24. Miftah as-Sa'adah.
25. Tafsir Surah Kahfi.
26. As-Silsalah an-Nabawiyah.
27. Qamus Tiga Bahasa.
28. Qamus Kecil.
29. Hukum Gambar.
30. Hikam ar-Rahman.
31. Hadits Empat Puluh.
32. Bab al-Minan.
33. Mukhtashar al-Qamus.
34. Tujuh Faidah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Jakarta di antaranya:
Kerak Telor, Putu Mayang, Kue Kembang Goyang, Roti Buaya, Telur Gabus Keju, Kue Semprong, Akar Kelapa, Tape Uli, Biji ketapang, Bir pletok, Dodol Betawi, Geplak.