Ziarah di Makam Sunan Kudus, Sang Waliyyul ilmi

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Sunan Kudus, Sang Waliyyul ilmi

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Sunan Kudus merupakan salah satu penyebar Agama Islam di Tanah Jawa dan termasuk salah satu dari Walisongo yang sudah terkenal di Pulau Jawa. Nama Sunan Kudus diambil dari nama daerah tempat dimana beliau menyebarkan Agama Islam, yaitu Kudus, yang sekarang menjadi nama sebuah Kabupaten di jawa Tengah. Kabupaten Kudus berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Grobogan, Pati, Jepara dan Demak.

Sunan Kudus memiliki gelar Waliyyul Ilmi artinya orang yang sangat kuat ilmunya, beliau menguasai berbagai keahlian khusus dalam ilmu fikih, Ushul Fikih, Tauhid, logika, tafsir, dan hadis.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.

- iOS: https://sin.do/u/ios

Profil


Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Sayyid Ja'far Sodiq Azmatkhan. Beliau merupakan putra dari pasangan Sunan Ngudung (Sayyid Utsman Haji) dengan dengan Siti Syari’ah. Lahir pada 9 September 1400M/ 808 Hijriah. 

Berdasar catatan naskah-naskah historiografi  seperti Babad Tanah Jawi Naskah Drajat, Wali Sana Babadipun Parawali, Babad Cerbon,  Sejarah Hidup Wali Songo,  dan  silsilah   Sunan Kudus,  dapat  disimpulkan  bahwa  tokoh Jakfar Shadiq yang masyhur disebut  Sunan Kudus adalah cucu buyut  Syaikh Ibrahim as-Samarkandi, yang dimakamkan di Gisikharjo, Palang,  Tuban. Sebab, ayahandanya, Usman Haji adalah putra  Raja Pandhita di  Gresik yang bernama Ali Murtadho, kakak  Raden Rahmat Sunan Ampel. Atas alasan kerabat  Sunan Ampel itulah Usman Haji atau  Sunan Ngudung dinikahkan dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel

Guru-guru beliau di antaranya:
1.    Sunan Ngudung
2.    Sunan Kalijaga
3.    Kiai Telingsing
4.    Ki Ageng Ngerang

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Sunan Kudus

Lokasi Makam
Sunan Kudus wafat pada tahun 1550, Makam Sunan Kudus terletak di Belakang Masjid Kudus, Kauman, Kecamatan Kudus, Jawa Tengah.

Haul
Haul Sunan Kudus diperingati tiap tahun pada bulan setiap bulan 10 Muharram atau 10 Suro dengan tradisi buka luwur (Kelambu) Makam Sunan Kudus.

Haul Sunan Kudus yang dimulai dengan tradisi Buka Luwur (Kelambu) Makam Sunan Kudus dan dilaksanakan setiap 10 Muharram atau 10 Syura tahun ini terlihat berbeda.

Sumber: https://www.nu.or.id/daerah/haul-sunan-kudus-dan-tradisi-buka-luwur-2020-hindari-kerumunan-N7lDV

Buka luwur merupakan salah satu acara adat yang unik, kata luwur sendiri berarti makam. Kegiatan dalam Buka luwur adalah menggantikan kain klambu penutup makam yang dilakukan setahun sekali. Dalam acara Buka Luwur ini terdapat acara pembagian nasi dan kain bekas tutup makam yang lama. Bagi masyarakat yang bisa mendapatkan nasi serta kain tersebut percaya bahwa akan dapat keberuntungan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani
1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah
Makam Sunan Kudus banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Kudus saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman Belakang Masjid Kudus.

Makam Sunan Kudus selalu ramai dipadati peziarah dengan Tradisi buka Luwur setiap tahun yang diperingati tiap bulan 10 Muharram atau 10Suro
Tradisi Dandangan adalah sebuah tradisi untuk menyambut datangnya bulan ramadhan / Bulan Puasa yang dilakukan di area antara simpang Tujuh
(7) Kudus hingga Menara Kudus.

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah dan berdoa di makam Sunan Kudus, maka segala hajat pasti akan terkabul. Bahkan bagi beberapa kalangan, mereka meyakini bahwa karomah dari Sunan Kudus diberi kemudahan mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari Ilmu, dan diberi kemudahan dalam mencari mata pencaharian.

Oleh-oleh
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kudus di antaranya:
Jenang KudusMadu Mongso, Keciput, Jangklong, Kopi Muria, Kacang Bawang Sumber Gelis, Rengginang, Sirup Parijoto, Kopi Jetak, Intip ketan.
 

 

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil
Raden Patah atau Raden Fattah lahir pada tahun 1455 M beliau terlahir dengan nama Raden Djoko Probo yang di kemudian hari diberi nama oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi dengan Nama Raden Hasan. Raden Patah masih keturunan langsung dari Prabu Brawijaya V Bhre Kertabhumi dari ibu yang yang berdarah Cina putri dari Syekh Bentong atau lebih di kenal dengan Putri dari Cina atau ada yang menyebutkan bernama Siu Ban Ci. 

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. Arya Damar atau Ario Abdillah
  2. Sunan Ampel

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Raden Patah

Lokasi Makam
Raden Patah diperkirakan meninggal pada tahun 1518 an diusia 63 tahun karena sakit yang dideritanya. Beliau dimakamkan tidak jauh dari masjid Agung Demak 

Haul
Haul Raden Patah diperingati tiap tahun pada tanggal 13 Jumadil Akhir tahun hijriah

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani
1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah
Makam Raden Patah banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya datang dari wilayah Demak saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman masjid Demak.

Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana bahwa dengan berziarah dan berdoa di makam Raden Patah, maka segala hajat pasti akan terkabul. Bahkan bagi beberapa kalangan, mereka meyakini bahwa karomah dari Raden Patah bisa meningkatkan derajat, diberi kemudahan dalam mencari mata pencaharian. Karena itu tak jarang yang datang ke sana adalah orang-orang dari golongan pejabat. Selanjutnya bagi para pedagang, berdoa di makam ini konon adalah jaminan kesuksesan dalam usaha yang dijalankannya.

Oleh-oleh
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Demak di antaranya:
Kerupuk Udang Tambak, Brayo, Kerupuk Catak, Abon Lele, Koktail Belimbing, Jambu Air, Ikan Crispy, Wingko Salem.