Penghuni Neraka dan Skenario Takdir

 
Penghuni Neraka dan Skenario Takdir

lADUNI.Id - Dalam akidah Ahlussunnah wal Jama'ah, Allah telah menciptakan Surga dan Neraka lengkap beserta calon penghuninya masing-masing. Namun tak ada yang tahu daftar penghuni surga atau neraka itu sehingga tak dibenarkan merasa dirinya sendiri atau memvonis orang lain sebagai penghuni pasti surga atau penghuni pasti neraka, kecuali bila ia mati dalam keadaan non-muslim.

Dari sini kemudian timbul pertanyaan umum tentang orang yang "ditakdirkan" sebagai penghuni neraka. Apa yang harus dia lakukan? Bisakah dia menolak takdir itu?

Berikut ini dialog saya (W) dengan Habib Rafael (R) dalam kolom komentar salah satu status saya. Rasanya dialog ini perlu dimunculkan supaya dibaca lebih banyak orang. Berikut dialognya:

R: Perihal takdir, ustadz.
Bahwa Allah ta'ala telah menciptakan neraka lengkap dengan calon penghuninya.
.
Kalau muncul perasaan, "bagaimana kalau ternyata saya (na'dzubillahi min dzalik) sudah ditentukan sebagai ahli neraka ? Apa yang harus saya lakukan?"
.
Bagaimana ini ustadz ?

W: Kalau dia muncul perasaan seperti itu lalu berujung pada tobat, maka berarti bukan calon penghuni neraka.

Kalau perasaan seperti itu muncul tapi cuek saja tanpa melakukan apapun untuk mengatasinya atau bahkan tak muncul sama sekali perasaan seperti itu, maka benar itu tanda calon penghuni neraka.

Jadi, yang asli calon penghuni neraka takkan bertanya "apa yang harus saya lakukan" sebab mereka takkan melakukan apa-apa.

R: Kalau perasaan tersebut menjadikan orang tsb marah terhadap Tuhannya bagaimana ustadz?

W: Ya itulah tanda penghuni neraka. Penghuni neraka kan memang orang yang marah pada tuhan, tak mau tunduk padanya, menghujat kebijakannya dan seterusnya

R: Dan bukankah ketika Tuhan sudah berkehendak, maka tidak ada yang bisa mencegah kehendakNya tersebut, ustadz?

W: Betul bib. Tak ada yang bisa (menolak kehendak Allah). Maka dari itu orang yang dikehendaki sebagai calon penghuni neraka akan punya seribu satu alasan untuk tinggal di neraka; mulai merasa muak terhadap Tuhan, tak percaya dia ada, benci konsep agama, bilang Tuhan tak adil, dst......

Alasan-alasan itu semua adalah bagian dari kehendak Tuhan untuk membuat dia layak di neraka

 

Hal yang sama berlaku untuk takdir-takdir lain. Orang yang ditakdirkan punya sedikit penghasilan akan punya seribu satu alasan untuk malas bekerja. Yang ditakdirkan tak menikah seumur hidup akan punya seribu satu alasan untuk tak menikah. Yang ditakdirkan sukses juga punya seribu satu alasan yang membuatnya menapak jalan terjal kesuksesan.

Begitulah biasanya skenario takdir (kehendak Allah). Ada yang tak seperti ini tapi langsung berubah secara ajaib, tapi jarang sekali.

Oleh: Ustaz Abdul Wahhab Ahmad

Peneliti Aswaja NU Center Jawa Timur