Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.1
Tahfidz1 Laboratorium3
Poli Kesehatan0 Koperasi1
Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat

Profil

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah salah satu pondok pesantren besardi  Indonesia. Pondok Pesantren  Asshiddiqiyah  didirikan pada tanggal 1
Juli 1985, bertepatan pada bulan Rabi‟ul Awal 1406 H. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar.
Awal pendirian Pondok Pesantren saat itu di atas tanah yang diwakafkan oleh keluarga H. Abdul Ghoni Dja‟ani kepada H. Rosyadi, lalu tanah tersebut diwakafkan kepadaDR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. untuk dibangun lembaga pendidikan yaitu Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Pada tahun 1985 sampai 2010 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mengalami pengembangan. 

Hal ini terbukti dengan dibangunnya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ada 11 cabang tersebar diberbagai daerah dan adanya jenjang pendidikan SMP, MA, dan Ma‟had Aly Saa‟idusshiddiqiyah

Sejarah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam dan lembaga sosial keagamaan tersebut. Pondok  Pesantren Asshiddiqiyah didirikan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar SQ pada tanggal 1 Juli 1985 M, bertepatan pada bulan Rabi'ul Awal 1406 H. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah berlokasi di Jalan Panjang, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Di atas tanah seluas 2000 meter, tanah tersebut merupakan tanah yang diwakafkan oleh keluarga H. Abdul Ghoni Dja‟ani kepada H. Rosyadi, lalu tanah tersebut diwakafkan kembali kepada Kiai Noer yang saat itu tanah tersebut masih dipenuhi rawa dan sawah. Dalam membangun Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kyai Noer menggunakan beberapa cara: yang pertama, diawali dengan  membangun sebuah mushola kecil dengan menggunakan triplek.  

Modal awal untuk membangun sebuah mushola kecil dan pondok pesantren dari H. Abdul Ghani, putra ketiga dari H. Abdul Ghoni  Dja‟ani. Seperti kisah sukses pada umumnya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pun merintis dengan keprihatinan. Namun, dalam keprihatinan tersebut Kyai Noer punya keyakinan yang cukup kuat, bahwa kelak lembaga pendidikan pondok pesantren ini akan bisa maju dan berkembang pesat.

Yang kedua pada tahun 1986, cara yang ditempuh Kyai Noer dalam mengembangkan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, yaitu dengan  membuka SMP Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Asshiddiqiyah dan Ma‟had‟Aly Saa‟idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam, setara Strata 1) di kawasan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

Nama Manba‟ul Ulum digunakan  untuk  penamaan  Madrasah  Tsanawiyah  dan  Aliyah.  Nama  tersebut, diambil dari nama pondok pesantren yang dibangun oleh ayah Kyai Noer yaitu Kyai Iskandar di daerah Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebelum   lembaga pendidikan ini resmi berdiri, Asshiddiqiyah justru mengawali pendidikannya dengan sistem pengajaran Ribathiah, yakni sebuah kholaqoh salaf.

Para santri Ribathiah ini belajar dan mengaji kepada guru dan kyai sambil memegang salah satu bidang pekerjaan di pondok itu. Selain itu, juga diadakan pengajian mingguan. Anak-anak remaja dan pemuda banyak yang tertarik dan ikut ke pengajian itu. Dari bekal santri Ribathiah dan santri mingguan, Kyai Noer mencoba mendirikan lembaga pendidikan formal. Di awal berdirinya, antusias masyarakat sangat minim. Tampaknya masyarakat untuk masuk dan mengenal Pondok Pesantren Asshiddiqiyah  sangat jarang.   

Meskipun minimnya minat masyarakat terhadap Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kyai Noer tetap berjuang untuk membuka lembaga  pendidikan Islam. Murid pertama yang mengikuti lembaga pendidikan Islam berasal dari santri Ribathiah. Santri pertama berjumlah 30 santri putra dan putri.

Setahun sudah Madrasah Tsanawiyah berjalan. Ternyata kepercayaan masyarakat mulai meningkat, banyak orang berdatangan untuk menyantri di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Kepercayaan ini adalah amanat yang Kyai Noer terima dan wajib menjalankannya dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga.

Pada tahun kedua Kyai Noer sudah harus membuka Madrasah Aliyah untuk menampung semua santri yang ada di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat ini adalah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang pertama kali berdiri dan menjadi pelopor berdirinya beberapa cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di beberapa tempat lainnya, yaitu: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II, Batuceper, Tanggerang, Banten. Pondok Pesantren sshiddiqiyah III, Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa  Barat.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V, Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Serpong, Tanggerang Selatan, Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Cijeruk  Bogor, Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IX, Putra Buyut, Lampung Tengah. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah X, Cianjur, Jawa Barat, dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah XI, Way Kanan, Lampung.

Pondok  Pesantren  Asshiddiqiyah  didirikan untuk mendidik santri agar memperoleh tambahan ilmu dan pengetahuan agama sebagai bekal nanti dalam  kehidupan bermasyarakat. Penataan pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah  selain untuk menjamin penguasaan materi, pelajaran yang disajikan juga memelihara ketertiban atau kedisiplin bagi penghuni  pondok pesantren dan masyarakat pada umumnya. Hal ini merupakan wujud nyata dari pemuda dan pemudi khususnya para kader-kader pemimpin bangsa, negara, dan agama dalam proses menuntut ilmu di pondok pesantren

Pendiri
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.

Pengasuh
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.

Kitab yang diajarkan
Ta’lim Muta’lim karangan Syeh Azhar Muji, kitab Tafsir Jalallain karangan Syech Jalaludin Assayuti dan Syech Jalaludin Al-Ma’ali, Nahwul Waraqat karangan Syarafudin Yahya Al-Amuridi tentang Ushul Fiqih, Jurumiah karangan Syech Al-Jurum tentang  Nahwu, Fiqih karangan Fathul Qorib, kemudian Riyadlul Badi’ah, Safinatunnajah, Nabati Fiqiyah juz 1, 2, dan 3,  Arbainnawawi, Minhatul Muis ilmu tentang hadis, kemudian tarehnya ada Ibnu Hisyam dan Fathul Muin, kemudian hadis ada Baikhuni.

Pendidikan

Unit Pendidikan
Unit kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat:
1. SMP Islam Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
2. Madrasah Aliyah Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah
3. Ma'had Aitam Saa'idusshiddiqiyah (Tahfidzul Qur'an)
4. Ma'had 'Aly Saa'idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam, setara Strata

Ekstrakurikuler

Pesantren ini memiliki Ekstrakurikuler sebagai berikut
1. Seni  baca Al-Qur‟an
2. Kajian Kitab-kitab kuning
3. Muhadharah
4. Kaligrafi
5. Qasidah
6. Marawis
7. Hadrah
8. Musik band
9. Teater
10. kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
11. Pramuka
12. PMR 
13. KKR
14. Paskibraka
15. Drum Band
16. Olahraga : (- Sepakbola, Futsal, Bulu Tangkis, Bola Voli,  Bola Basket )
17. Muhadharah ( Retorika Da’wah)
18. Naghomat Al-Quran
19. Silat
20. Karate


Hadrah di pesantren Asshiddiqiyah


Pencaj silat di pesantren Asshiddiqiyah

Fasilitas

Pesantren ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
1. Masjid Baitul Makmur
2. Asrama Santri
3. Asrama Guru
4. Ruang Belajar
5. Laboratorium IPA
6. Laboratorium Komputer
7. Laboratorium Bahasa
8. Perpustakaan
9. Ruang multimedia belajar
10. Sarana Olahraga
11. Aula dan Ruang Tamu
12. Kantor
13. UKS
14. Dapur
15. Kantin
16. Sanitasi dan MCK


Gedung dan lapangan di pesantren Asshiddiqiyah


Laboratorium Bahasa di pesantren Asshiddiqiyah

Alamat

Jl. Panjang No.6-C, RT.13/RW.5, Kedoya Utara, Kebun Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11520, Indonesia
Telepon: +62 21 5659627
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran silahkan hubungi https://www.asshiddiqiyah.com

 

       

 

KUNJUNGI JUGA

 

    

 

Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.

 

 
 
 
 

Relasi Pesantren Lainnya