Misteri: Meskipun Sudah Meninggal, Guru Sekumpul Masih Aktif Dakwah di Papua

 
Misteri: Meskipun Sudah Meninggal, Guru Sekumpul Masih Aktif Dakwah di Papua

LADUNI.ID, Jakarta - Kisah karomah Guru Sekumpul (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani) bukan saja masyhur di Kalimantan saja. Karomah Abah Guru juga masyhur di berbagai pelosok pedalaman Papua. Ini berdasarkan kisah nyata warga pedalaman Papua yang tercengang karena kaget dengan acara haul Abah Guru, padahal mereka belum lama masih mendapatkan asupan ilmu agama dari Abah Guru.

Peristiwa ini terjadi pada haul ke 10 Abah Guru Sekumpul tahun 2015. Saat itu, ada rombongan dari pedalaman di Papua, datang ke lokasi acara haul di Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Mereka bingung karena memang baru pertama kali datang ke luar pulau dan keperluan yang mereka sendiri tidak tahu pasti seperti apa acaranya nanti.

“Acara haul ini sebetulnya kayak gimana?” Tanya mereka.

Mendengar ada rombongan haul, panitia acara menarik mereka ke dalam makam Guru Sekumpul. Jumlahnya puluhan.

“Ini yang dihaul-i apa yah?” Tanya mereka, lagi, setelah ritual ziarah berlangsung sebentar. Mereka benar-benar tidak mengetahui maksud dan tujuan haul.

“Ini adalah acara peringatan kematian shahibul haul, yang setiap fotonya juga ada di tiap rumah,” jawab panitia.

“Siapa namanya?”

“Guru Zaini”.

“Orangnya seperti apa?” Makin penasaran saja panitia.

 “Ayo mari sini”.

Oleh panitia, rombongan dari Papua itu ajak ke beberapa warung yang ada di sekitar lokasi haul Guru Sekumpul, yang ada banyak foto Guru Sekumpul dijual dan dipasang di sana.

“Yang mana namanya Guru Zaini?”

“Ya ini”.

Tiba-tiba rombongan tersebut langsung menangis dan mengucapkan syahadat bersama-sama. Foto yang ditunjukkan oleh panitia di warung-warung tersebut ternyata dikenal mereka sebagai guru yang mengajar akhlak dan kebaikan, di tanah kelahirannya, pedalaman Papua.

Mereka kemudian kembali ke makam lagi Guru Sekumpul dan meminta maaf.

Guru sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005 tapi menurut kisah nyata rombongan dari Papua itu, beliau masih mengajarkan ketauhidan di pedalaman Papua dan memberi mereka ongkos berangkat perjalanan dan pulang kembali ke Papua, lengkap dengan ongkos konsumsi dan lain-lainnya.

Itulah karomah para kekasih Allah. Mereka mempunyai batiniyah yang melintas batas, tak bisa dinalar dengan pikiran manusia. Itulah kehendak Allah yang memberikan karomah kepada hambanya yang terkasih.