Cara dan Upaya Menentukan Jenis Kelamin Anak ketika Berhubungan Badan

 
Cara dan Upaya Menentukan Jenis Kelamin Anak ketika Berhubungan Badan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Bagi banyak pasangan yang sedang menantikan kelahiran anak, keinginan untuk mengetahui jenis kelamin bayi seringkali menjadi momen penting dalam perjalanan kehamilan mereka. Meskipun teknologi medis modern menawarkan metode yang semakin akurat untuk mengetahui jenis kelamin bayi sejak awal kehamilan, beberapa metode tradisional juga tetap populer. Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah pemeriksaan ultrasonografi pada trimester kedua kehamilan. Melalui prosedur ini, dokter dapat menentukan jenis kelamin bayi berdasarkan gambaran visual dari organ reproduksi yang sedang berkembang.

Selain ultrasonografi, tes darah non-invasif juga menjadi pilihan yang semakin populer bagi pasangan yang ingin mengetahui jenis kelamin bayi mereka. Metode ini menggunakan sampel darah ibu untuk mendeteksi DNA janin dalam aliran darahnya. Meskipun metode ini lebih mahal daripada ultrasonografi, keakuratannya cukup tinggi dan bisa dilakukan pada tahap-tahap awal kehamilan. Namun, tidak semua pasangan memilih untuk mengetahui jenis kelamin bayi mereka sebelum lahir. Beberapa pasangan memilih untuk menunggu kejutan saat proses persalinan.

Di samping teknologi medis modern, ada juga metode-metode tradisional yang diyakini mampu 'mengungkap' jenis kelamin bayi. Misalnya, ramalan berdasarkan bulan kehamilan atau menggunakan kalender kehamilan yang mengklaim dapat memprediksi jenis kelamin bayi berdasarkan usia ibu saat pembuahan terjadi. Meskipun tidak didukung oleh bukti ilmiah, banyak pasangan yang masih merasa tertarik untuk mencoba metode-metode ini sebagai hiburan semata.

Apa pun pilihan metode yang dipilih, penting bagi pasangan untuk tetap mengingat bahwa jenis kelamin bayi tidak menentukan nilai atau kebahagiaan keluarga. Setiap anak membawa keunikan dan kebahagiaan sendiri bagi orang tua mereka, tanpa memandang jenis kelaminnya. Meskipun mengetahui jenis kelamin bayi bisa menjadi momen yang menyenangkan dalam perjalanan kehamilan, yang terpenting adalah kesehatan dan kebahagiaan ibu serta bayi yang akan lahir.

Selain asumsi di atas, ternyata ditemukan asumsi ulama yang juga dapat membantu mengetahui kelamin anak, bahkan sebelum masa kehamilan.

قال القاضي أبو بكر بن العربي إذا خرج ماء الرجل أولا وكان أكثر كان الولد ذكرا بحكم السبق ويشبه أعمامه بحكم الكثرة وإن خرج ماء المرأة أولا وكان أكثر كان الولد أنثى بحكم السبق ويشبه أخواله بحكم الكثرة وإن خرج ماء الرجل أولا ولكن كان ماء المرأة أكثر كان الولد ذكرا للسبق ويشبه أخواله لكثرة ماء المرأة وإن خرج ماء المرأة أولا ولكن ماء الرجل أكثر كان أنثى لسبق ماء المرأة وتشبه أعمامها لكثرة ماء الرجل

Berkata Al-Qadhi Abu Bakar bin ‘Araby: Bila sperma suami keluar terlebih dahulu dan lebih banyak, anaknya (insya Allah) laki-laki dan menyerupai terhadap sifat-sifat ibunya karena banyaknya spermanya yang keluar. Sebaliknya, bila sperma istri keluar terlebih dahulu dan lebih banyak, anaknya (insya Allah) perempuan dan menyerupai sifat-sifat ayahnya karena banyaknya spermanya yang keluar.

Bila sperma suami keluar terlebih dahulu namun sperma istri lebih banyak keluar, anaknya (insya Allah) laki-laki dan menyerupai sifat-sifatnya karena banyaknya sperma istri yang keluar. Bila sperma istri keluar terlebih dahulu namun sperma suami lebih banyak keluar, anaknya (insya Allah) laki-laki dan menyerupai sifat-sifat keibuannya karena banyaknya sperma suami yang keluar. [ Nazhah Al-Majaalis I/229 ].

Untuk menentukan jenis kelamin yang kita kehendaki tentu melalui permohonan/doa kepada Allah SWT, sebagai ikhtiar kita bisa mencoba tips berikut. Konon sebagian orang mempercayai jika yang kita menginginkan anak laki-laki:

1. Ketika mau melakukan jimak hendaknya suami naik dari sisi kanan dan turun kesebelah kiri sang istri.

2. Usahakan sebisa mungkin sperma jatuh/masuk di sisi kanan perut sang istri.

Jika menginginkan anak perempuan:

1. Si suami naik dari sisi kiri dan turun kesebelah kanan tubuh istrinya.

2. Usahakan sebisa mungkin seperma jatuh/masuk ke sisi kiri perut sang istri.

Bagi yang sudah berkeluarga silahkan untuk mencoba meski belum ada penelitian secara medis namun secara praktik (temasuk)sudah banyak yang berhasil. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 17 April 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa
_________

Editor: Kholaf AM